Betapa Menjengkelkannya Sama Birokrasi

sumber kompasiana

#Sebuah catatan

Lagi-lagi saya dibuat jengkel oleh petugas di desa saya, sudah berjalan dua hari ini saya mengkomfirmasi di PHP untuk alasan yang entah. Kami harus menunggu hampir satu tahun tanpa kejelasan. Giliran klarifikasi ribet banget, dah!

Jadi, kami tengah mengurusi soal BPJS-nya bapak pasca kematiannya. Kami ingin tahu sudah jalan delapanan bulan kok gak ada kabar apa-apa. wajar dong pengen tahu.

Mungkin kamu berpikir, sudahlah urusan sendiri kenapa harus menggunakan tangan aparat setempat. Itu kan hak ahli waris. Lah iya, pengenya begitu. Tapi gimana pas kami sibuk mengurusi proses penguburan, lah iya petugas itu sudah sibuk mengambil kartu dan keperluan apa saja untuk pencairan tersebut.

Gak enak, masa lagi sibuk gitu memperdebatkan soal finansial dengan melarangnya. Dipikir-pikir serba salah juga sih, kita yang mengurus sendiri disangka tak hormat dengan aparatur desa setempat; diserahkan ke dia, kita gak tahu prosesnya. Tak ada cerita dan kabar, tak ada informasi seperti apa perkembangannya.

Giliran kita bertanya agak mendesak, dia emosi tak terkira. Katanya ini, katanya itu. Itu bukan sekarang saja, dua kali berurusan dengan yang begini harus ada drama-drama kolosal yang menjengkelkan. Tak ada inisiatif banget untuk diperbaiki.

Saya jadi ingat omongan SBY pas menjadi presiden, di lapangan itu petugas kita bilang, "kalau mudah kenapa tidak kita persulit. Kalau sulit kenapa harus dipermudah." Jadinya apa, masyarakat malas berurusan dengan birokrasi dalam tingkatan mana pun.

Padahal seharusnya menurut Pak SBY, kalau sulit kenapa gak dipemudah dan kalau muda kenapa harus dipersulit. Harusnya begitu, jangan dibalik. Jangan menjadikan rakyat mesin uang tanpa tanpa tugas sebenarnya pemerintah itu apa.

Paradoks banget dengan upaya Presiden Jokowi untuk menertibkan birokasi kita agar lebih ramah, baik dan cepat. Di lapangan praktek njlimet pasti terus terlihat, kita kadang aneh. Giliran viral nanti ribut sendiri. Nutup sini, cari celah sana.

Poinnya kan sederhana, perbaiki kinerja. Saya pikir di sini letak edukasi itu penting. Para pegawai harus mau diluruskan dan rakyat mau pula mendengarkan, jangan bilang gaji kalau kerja saja belum benar.

Mungkin kalau di survey tingkat kepuasaan masyarakat bisa-bisa rendah karena kasus begini banyak. Ah, mau sampai kapan coba diperbaiki? (***)

Pandeglang, 12 Oktober 2024   17.58

Posting Komentar

0 Komentar