Kiai Kondang Pandeglang, KH. Jamaludin. (Sumber: Youtube) |
Di dalam kesempatan KH Jamaludin dari Solok Jengkol kerap mengutarakan kegundahannya, yakni bagaimana pondok pesantren kekurangan santri. Banyak bangunan namun kurang yang mengisi.
Apa ini cukup? Tidak ternyata, sekali pun ada santrinya, santri sekarang berbeda dengan dahulu. Dari semangat belajar dan menggali kepahaman sampai pada krisis akhlak yang kadang membikin bingung gurunya.
Pesantren mengalami tantangan, baik dari segi minat dan juga tantangan modernisasi di segala lini. Hape merajalela di mana-mana. Digitalisasi merasuk ke pemikiran anak-anak muda.
Remaja kita pun berpikir mulai pragmatis dan matrealis, untuk apa sih mondok, toh tak dapat ijazah. Dunia memang tak penting tapi apa jadinya akhirat tanpa bekal dunia?
Di sini terjadi pergulatan pemikiran. Antara minat pada mondok dan keharusan bersaing dengan era kini, mau tak mau butuh relevansi sikap. Di saat yang sama, menjamur pesantren yang berbasis modern yang bisa memadukan antara term salafi juga keilmuan modern.
Artinya apa? Kamu bisa mendalami ilmu agama, namun sambil mengecup ilmu umum. Antara sekolah dan pesantren menyatu, disebutlah bording school. 24 jam dalam beraktivitas di sana.
Di sini pesantren mengalami tantangan kembali, antara harus berdamai atau justeru mempertahankan tradisi. Lantas, bagaimana pengajian biasa saja tanpa pondok? Bisa juga mengalami tantangan lain, misalnya pergeseran tujuan, yang tadinya murni berkelok ke tujuan lainnya.
Apa ini hal baru? Tidak juga, hal begini lumrah kita dengar. Saya bukan orang pertama memikirkan ini dan menuliskannya. Soalnya bukan itu tapi bagaimana meminimalisir kenyataan ini agar kita tidak tergerus. Baik modernisasi maupun teknologi adalah produk, selebihnya bagaimana kita menyikapinya.
Kita tak harus takut tapi juga jangan ceroboh. Inilah perlunya segmentasi dakwah terukur dan diukur dengan keadaan. Perlunya persatuan berbagai elemen, baik pemerintah juga masyarakat untuk saling membenahi.
Kesan pondok yang tertinggal dan ketinggalan zaman harus bisa di-eleborasi, terutama gen Z yang rawan terbawa arus negatif. Kiranya, ada kepahaman dan persatuan antara pengurus pondok agar saling bekerja sama demi kemaslahan bersama. (***)
Pandeglang, 8 Juli 2025 21.33
0 Komentar
Menyapa Penulis