penjual balon viral itu anak yatim



Hati saya sungguh tersentuh secara tidak sengaja melihat video di akun Nuansa Islam. Di mana kamera menunjukkan seorang bocah berkopeah tengah mengendarai sepeda dengan balon penuh di belakang dan cukup menguras rasa adalah ada adik kecilnya ikut terduduk menahan kantuk. Lucu dengan jilbab yang dipakainya.

"Itu siapa?" Kata suara di belakang kamera.

"Adik saya."

"Kok ikut jualan dek?" Tanya balik.

"Di rumah tak ada siapa-siapa," jawab bocah hebat itu.

"Kamu habis mangkal di gang kamboja saja?"

"Iya Pak."

Pertanyaan pun berlanjut dari jam berapa jualan. Jam berapa memulai dan kemana bapaknya. Apakah kerja...
Anak itu pun memulai dari jam 6 pagi dan pulang sekitar jam 5 lima  sore. Nanti malamnya biasa menjajakan di kawasan Pom bensin sekitar itu. Dia anak yatim dan kini turut membantu perekonomian keluarganya. Berjuakan balon adalah caranya.

Ketika ditanya kemana pulangnya, anak inspiratif menyebut kampung Kuin, kawasan Gondang. Dari lokasi video itu menyebut wilayah Banjarmasin, Kalsel. 

Dari sana betapa saya belajar banyak dari sosok putra bangsa yang tak menyerah dengan takdir dan memilih berjuang mengubahnya. Di usia itu, layaknya di sekitar masih terjun di dunia keceriaan dan main-main. Abai dan sering lupa pada kewajiban. Tapi sosok itu, memilih kerja keras dan melangkah agar takdir baik menyapanya.

Dengan membawa adik kecilnya yang berkerudung kita bisa menangkap sinyal betapa ia seorang penyayang. Di tengah kesibukan dan panasnya udara jalanan, tetap memilih mengajak, ya mungkin akan menangis kalau tak diajak. Sosok pecinta keluarga di usia yang masih labil dan teladan bagaimana seharusnya lelaki berjuang mencari rizki halal.

Andai anak seperti ini dirangkul dan diberi penghargaan oleh negara, entah bagaimana nasib ke depan. Sebab kita tahu, anak yang tumbuh di lingkungan yang keras, tetap kuat memegang tali agama, dan penebar cinta di sekitarnya tentu bukan insan biasa. Meski pakaiannya kumal dan amat sederhana, secara nyata telah berkontribusi untuk bangsa demi mengurangi angka kemiskinan. 

Kalah jauh sama yang sering nongol di TV, dapat banyak penghargaan tapi tak lama dicokok KPK. Padahal mereka orang terhormat, berpendidikan, pintar dan lain sebagainya. Faktanya, apakah benar memperbaiki kondisi bangsa apakah ikut menusuk jantung bangsa?

Ya Allah Nak, semoga Allah mudahkan rizikmu dan keluarga agar kelak ada cahaya masuk ke rumahmu. Ketaatan tetap bersarang di jiwamu dengan ilmu yang cukup untuk mengarungi dunia yang fana ini.

Nitip salam untuk ibumu, semoga tetap sehat. Makasih telah melahirkan sosok spesial yang lahir di rahim suci sehingga kami belajar makna kehidupan. Wallahu 'alam. []

Pandeglang,   1/6/21

Mahyu An-Nafi

Posting Komentar

0 Komentar