Menyapa Masa Depan

Mari kita buka mata kita, dan duduklah dengan khidmat sambil menyeruput kopi hitam. Sesekali bacalah buku yang ada, kalau jenuh menyapa menulislah apa yang ada di pikiran, kalau tak mau juga, saya ajak kamu menengok masa depan.

Masa depan itu buah lelah hari ini. Kamu tak harus merasa gagal karena belum berada di fase sempurna, justru akan sempurna kalau kamu bisa menyikapi "rasa gagal" itu hari ini.

Apa yang tengah kamu lakukan hari ini? Apa itu punya makna? Apa itu hanya aktivitas tanpa esensi apa-apa? Kalau sia-sia, coba pikirkan berapa waktu terkuras karena itu? 

Melakukan hal atau usaha itu tak harus besar dan ambisius. Asal terukur dan tahu arah, saya kira itu baik kok. Betapa selama ini kita tertipu dan dipaksa untuk "melakukan hal besar" padahal tidak tahu landasan pacunya apa dan kemana arahnya; kita tersesat di jalan yang cerah hingga buat kita silau, mati terpanggang harapan.

Hidup itu punya warna. Berbeda itu wujudnya. Kalau kita merasa berbeda jangan biarkan diri diejek mereka yang tak tahu apa-apa. Terus bekerja dan melangkah. Fokus pada hal yang sekalipun kecil tapi punya makna. Lakukan terus menerus, jangan biarkan berhenti karena tergoda sesuatu fiktif.

Masa depan adalah gambaran. Lukisan yang kita pahat dan setia temani alam pikiran kita. Tak peduli siapa kita dan anak siapa kita. Status sosial pun tak dikhiraukannya.

Apa ada ceritanya anak petani sukses jadi petingg negeri ini ya? Ada juga yang sukses jadi ilmuan pula. Anak pengayuh becak pun tak ketinggalan, ada loh yang dosen cantik lagi berprestasi. Dan masih banyak lagi, mereka yang disapa kesuksesan karena berani menyapa masa depan duluan.

Caranya: terus fokus mengejar mimpi dan aktif ikut alurnya.

Oke. Selamat berjuang! []

Posting Komentar

0 Komentar