Tangisan Tak Selamanya Lemah

Laki-laki menangis kadang terdengar aneh sih, masa menangis. Laki-laki harus kuat, tahan banting dan tidak cengeng seperti lagunya Al. El, da Dul. Akhirnya demi menjaga citra tersebut banyak kaum laki-laki menjaga image tersebut.

Meski pun di balik tersebut hatinya bisa rapuh dan jiwanya goyah terkena hembusan angin duka. Ia tetap menjaga tampilan kuat.

Kalau saya sendiri melihat laki-laki menangis biasa saja. Bukan karena saya laki-laki, tapi saya berpijak pada kajian para pakar jiwa bahwa menangis itu proses mengeluarkan energi di jiwa yang tak lagi terbendung, entah itu negatif atau positif lain halnya.

Artinya, saat laki-laki menangis tandanya normal. Ia merespon peristiwa sekitarnya dengan begitu, karena jiwanya tersentuh. Poinnya bukan menangis tapi kenapa ia bisa menangis.

Saya setuju kalau menangis tanpa alasan itu aneh. Apalagi kalau dikit-dikit menangis, itu jelas cengeng. Tak hanya laki-laki, wanita pun sama saja. Ketika doyan tanpa sebab tentu bermasalah mentalnya.

Di sini anehnya bukan diminimalisir biasa. Akhirnya tercipta opini publik, tangisan itu ciri kerapuhan wanita. Padahal tak melulu tangisan itu simbol kerapuhan. Ada kalanya tangisan bisa mencap energi positif yang memantik di dasar jiwanya. (***)

Posting Komentar

0 Komentar