Rasa Menjelang Maulid 2025

 

Caption yang disebar panitia. (dokpri)

Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Kita harus menempatkan diri di antara dua kutub yang berbeda frontal. Pemimpin itu cerdas membedakan, mana kepentingan pribadi dan mana kepentingan bersama.

Mengukur kepentingan ini mana pribadi atau bersama bukan mengandalkan "menurutku baik" tapi "apa yang menurut kita baik". Ini sangat tipis sekali namun kerap diabaikan.

Pengalaman saya beberapa hari ini di acara PHBI cukup memberi jawaban, ternyata menjadi wakil masyarakat tidak semanis penghargaan akhirnya. Kita dituntut untuk tetap berdiri di antara dua kutub, namun berhadapan antara harus bersikap privat atau komunal.

Menerima aspirasi dari berbagai orang, ada yang manis ada pula yang bikin hati gemas. Ada yang menguatkan, ada yang biasa, ada pula yang terang-terangan menjatuhkan.

Sebagai manusia yang sering makan dan minum, terbiasa pula memakan hewan yang mati disembelih tentu saja kami bisa emosi. Untungnya kami punya stok banyak soal itu, ya paling menggerutu di hati dikit lah. Hihi.

Tapi saya belajar banyak hal bagaimana mengelola aspirasi. Bagaimana bersikap adil, dan harus menempatkan diri karena mendengarkan keluhan lintas usia. Ah, ilmu ternyata bisa di dapat di mana saja. Tinggal beberapa hari lagi acara, semoga lancar dan berkah. (***)

Pandeglang, 4 September 2025  10.15

Posting Komentar

0 Komentar