mengeja masa depan

Apa yang diharap di masa depanmu?

Itu kalimat yang terus membayangi serta mengahantui jiwaku. Aku akan jadi apa dan bagaimana. Aku sadar hari ini bukan siapa-siapa. Terlalu tinggi pula merangkai mimpi. Seolah tersesat di lembah harap yang masih gelap lagi sunyi.

Aku ingin teriak. Tak ada yang peduli. Tak ada pula yang kenan untuk mengetahui. Aku besar dengan mimpiku dan kecil di mata mereka. Ya, aku hanya noktah hitam di goresan kertas kehidupan.

'Aku ingin kayak mereka, kataku terkadang'. Tapi langsung aku tendang. Aku tak mau hanyut di kubangan luka yang melahirkan derita berkesudahan. Biarkan saja aku dengan jalanku. Tak sama mungkin akan berwarna.

Aku ingin menggenggam dunia dengan tanganku. Kepalan kebanggan yang bukan dibuat-buat. Lahir dari langkah pasti. Tanpa ada retorika palsu. Enjoy dengan apa yang dicari. Itulah harapku yang entah akankah masa pertemukan dengan asa tersebut.

Sampai kini aku terus saja mengelola apa yang bisa aku lakukan. Tanpa mau menyisakan luka dan gerutu. Terus mencari makna dengan mendamaikan diri. Mungkin esok akan ada saat pijar cita menyinari kehidupanku yang belum jua mencerahkan. Sebab hasil bermula dari langkah yang tak pasti.

Harapku, semoga yang diharap diperlancar.  []

                      Mahyu An-Nafi |  9/4/21

Posting Komentar

0 Komentar