Di Teror korona, apa yang harus kita lakukan?

Sudah satu tahun lebih virus korona mengancam, menyegel, mengurung, dan memenjara kebebasan kita di ruang publik. Apalagi kabar terkini di Jakarta lonjakan yang positif semakin memprihatinkan dan Indonesia termasuk negara yang masuk peringkat 'waspada' di dunia. Menyikapi ini, harus bagaimana kita? Apa hanya mengandalkan uluran program pemerintah atau melakukan hal terbaik yang kita bisa, semua ada di tanganmu.

Berat memang kenyataan ini, ya tetap saja harus dijalani. Caranya gimana, ya gimana kamu. Bisa mulai mengikuti arahan pemerintah melalui para pakar kesehatan yang tiap saat muncul di banyak media-- atau melalui caramu yang bisa jadi efektif.

Korona itu sebuah virus yang menakutkan; entah semenakutkan hadirnya Izrail? 
Atau dia lebih dahsyat dari meletusnya gunung merapi, krakatau, atau lainnya yang lebih mengerikan. Tapi hari ini korona, masya Allah telah mengancam kita sampai kehilang nalar seolah semua akhir segalanya. Saya percaya korona ada, namun ada hal yang harus kita lakukan bahwa melawan korona dengan kekuatan yang prima, pikiran yang sehat, dan taat pada aturan yang ada.

Kalau lihat sejarah manusia hal serupa pernah terjadi, baik di abad 19 atau di masa yang yang masih lampau sekali. Itu pernah terjadi. Dari sana kita belajar bagaimana nyawa berguguran, tapi itu di masa ilmu kedokteran belum semaju sekarang dan teknologi amat mutakhir. Kalau sekarang akan seperti itu, maka ada yang salah dengan diri atau kebijakan pemangku negara. Pasalnya kebijakan yang tepat sasaran akan cepat mengentaskan problem yang ada, ditopang dengan kecepatan kepanjangan tangan di lapangan-- kalau punya 'kepentingan' yang susah, ya lain cerita.

Artinya melihat itu seharusnya kepanikan over itu tak perlu. Kita bisa waspada dan tetap bamgun sikap optimis. Semua bisa berakhr dan keseriusan kita menentukan semua.

Sekarang ada vaksin, silakan dekat dan lakukan. Kalau belum paham, silakan tanya pada ahli, kalau takut jangan tebar di mana-mana. Pendam dan  jangan gerakan masa karena ketakutan kamu, itu bahaya. Nanti kena pidana. Pikirankan itu dan mari renungkan. (*)

Posting Komentar

0 Komentar