Ingin Tahu Siapa Kamu

Aku tahu kok kamu santriwati di sana. Salah satu pondok yang cukup harum. Gurumu Abah Jami'. Aku kenal Abah dan yakin  abah gak bakal kenal aku. Iyalah siapa aku, santrinya bukan, sowan pun gak pernah! Hehe. 
Terkecuali dikasih anak bungsunya atau.. diberi kamu! Eh, kok ngarep. Haha

Tapi serius ya, aku tahu kamu cuma belum kenalan. Sebab kenapa ya, aku berpikirnya kalau kenalan itu harus ada lanjutannya sedangkan aku masih belum mapan untuk melangkah lebih jauh. Mau mendiamkan kam takut diserobot orang--atau malah udah kali ya. Bingung memang kalau ragu sama isi kantong sendiri.

Aku bukan tak berani cuma mikir konsekwensinya itu. Mungkin apa ini yang terbaik agar aku sadar diri dengan diri dan keadaaanku. Mengaca pada kenyataan agar peka. Selama ini mungkin aku terlalu over atau terlalu muluk dengan prinsip. Pada kenyataan semua butuh kata pasti lagi modal, bukan sekedar berani menyapa.

Aduh kok mentok gini ya. Belum apa-apa sudah dipusingkan sama ketakutan sendiri. Gak jentel banget nih? Normal gak sih?

***

Untuk Kamu di sana,

Maaf, mungkin itu kata yang bisa mewakili ketidakberanian ini. Aku menyadari kamu butuh kepastian agar tahu seriuskah aku dengan mimpi yang dibangun. Apa aku memang sekedar iseng untuk mengobati kejenuhan?

Ya aku sadar, memang tak mudah memahami apa yang aku pikirkan. Kamu dengan harapmu dan aku dengan inginku. Keduanya tak akan sinkron tanpa ada ikatan. Masalahnya, hei yang diharap, aku belum mau mengikatmu karena talinya belum punya. Lagian kamu mana mau diikat, sama aku lagi. Kenal belum, kok ngomongnya jauh nglentur ke mana-mana.

Tapi ya gapapa, kan cuma berharap. Kamu gak mau ya semoga mau, kalau mau ya alhamdulillah. Gak muluk-muluk harapku itu. Sederhana dan amat masuk akal.

Baiklah aku coretkan puisi untukmu, mudah-mudahan angin bisa kabarkan padamu.
----

KAMU DAN SANTRI

Kamu beda, seperti angin dan bau
Menyatu tetap tak sama 
Meski satu nama

Yang melihat pasti tahu
Kamu cantik dengan titel santri
Apa yang terlihat citrakan sederhana

Tiap langkah simbol pasti
Tiap menunggu harap yang teruji
Kamu santri dan cantik berpadu syahdu

Aku terpukau sampai lupa diri
Siapa aku dan apa kamu 
Kita manusia, apa bisa bersama?

Cinta menyoal harkat
Aku takut tersekat
Padahal kalau melekat, semua pasti barokat
---

Sudah ya, itu kata-kata jangan dianggap bercanda. Slow aja. Aku tipe orang santai. Kalau kamu memang paham, pintu inbox terbuka untuk kita ngobrol. Serius ya!
Eh maaf, bukan maksa hanya menyarankan. Wallahu 'alam. []

Pandeglang,  7/6/21

Salam dari yang menunggu salammu, 

Mahyu An-Nafi

Posting Komentar

0 Komentar