ketika Saya Berbeda

'Die mah berbeda, main-nya di kamar mulu. Macam anak gadis yang lagi dipingit."

"Laki kok jarang gaul. Iya kalau gadis, laki WOY!"

"Ah, dia mah gak seru. Gak bermasyarakat. Intinya gimana ya, gitulah."

Itulah saya, berbeda. Kata berbeda ini kadang memang aneh, saya ini hidup di bumi yang sama, kampung sayang sama, pun makan nasi yang juga sama tapi kata mereka saya macam alien yang baru turun di bumi .. asem plus asing. Nyebelin deh, pokoknya. Sampai saya berfikir ada apa dengan diri?!

Sejujurnya saya ingin banget macam mereka. Nongkrong tiap malam; ketawa tak jelas malam-malam; ngobrol ngalor kidul sampai menjelang subuh, pas subuh ngorok gak tahu malu;  pamer ke orang satu lembur bahwa saya punya pacar terus resmi jadi ojeg dia; dan hal lainnya. Tapi anehnya jiwa saya menjerit macam sendal kena injak, "tolong saya gak kuat. Tolong!"

Untuk itulah saya suka kesendirian. Merenung di kamar membuat saya berenergi dan mempunyai berjuta inspirasi. Kata mereka saya tersiksa, padahal tidak sama sekali. Justru kalau ikut gaya hidup mereka saya merasa di atas panggang yang dibawahnya berjuta wanita menanti saya, gerah banget. 

Saya kurang suka keramaian. Saya pun tak terbiasa nongkrong tak jelas. Bukan tak normal, hanya saja kok merasa tenggelam di tengah manusia yang punya ingus. Ngeselin emang, tapi kenyataan pan selalu berbeda. Bahkan karena itu saya dicurigai, dihina, ada juga yang menjauhi dengan alasan yang absurd. Saya sih, slow aja. Itu hak mereka untuk bersikap dan hak saya untuk tidak terpancing. 

Setiap orang punya pilihan dalam hidup. Apapun yang diharapkan ya mangga, tak ada yang melarang. Asal tidak mengganggu orang lain dan tidak membuat kerusakan, bagi saya sah saja. Kenapa harus usil dengan pilihan orang.

Mungkin ya, ini analisis saya. 

Ada orang usil itu bagus. Dari mereka disadarkan agar kita peka dengan lingkungan. Segala cemooh teguran agar kita memahami di mana kita tinggal dan harus bersikap. Sekali lagi ini kalau kita menyikapi positif akan sesuatu, kalau tidak, ya kayaknya sama aja. Tak ada beda. Semua hanya beban dan problem itu selalu berat. Pusing kan? Semoga yang baca mah tidak. Aamien. []

Pandeglang,     5/6/21

Mahyu An-Nafi

Posting Komentar

0 Komentar