Tentang Srigala Terakhir

Entah untuk ke berapa kali saya menonton film srigala terakhir. Film yang dibintangi banyak artis papan atas. Sayangnya saya tak terlalu kenal dan hafal nama artis itu. Hanya nama yang ujungnya sebastian itu yang saya tahu, sisanya ya, hanya mukanya familiar.

Film itu menceritakan lima pemuda yang bersahabat dan garang di jalanan. Mereka sering tawuran, berantem, dan terlibat aksi anarkis lainnya. Jangan tanya solidaritas, mereka terikat satu sama lain. Satu terluka maka yang lain menjerit. Sebuah potret pemuda urban yang kental bersahabat, namun lupa akan arti sesungguhnya persahabatan apa. Hingga mereka terjebak di dunia keras. Hilang kontrol, labil, dan mudah sekali emosi. 

Puncaknya, saat Jarot--nama tokoh utama-- memukul kepala lawan main bola yang akan menusuk kepala kelompoknya... dia terbawa emosi hingga batu besar berhasil dilemparkan pada lawannya, izrail pun menjemputnya dan temannya selamat. Tapi aksi heroiknya harus berbuntut lain, karena Polisi menangkapnya untuk mempertanggungjawabkan aksinya.

Dia pun diseret di penjara. Di sana dia mendapat ragam siksa dari para senior. Raganya lelah, jiwanya tersiksa. Namun bagaimana lagi, Jarot tetap bertahan. Tak ada temannya yang menjenguk, keluarganya pun sama. Itu menambah kesedihan hatinya. Dia merasa terbuang.

Namun itu juga memantik dirinya untuk bangkit. Ketika dia disiksa lagi, dia melawan hingga bisa melumpuhkan para senior, di sanalah awal dia diangkat menjadi "bos". 

Ketika dia dikeluarkan, diapun bergabung dengan kelompon mafia. Di sana dia bertahan dan terus menjalani hidup. Namun, itulah awal petaka. 

Ending cerita ini cukup tragis, karena semua 5 sahabat itu mati. Kelimanya mati untuk kasus dendam dan kesalahpahaman. Betapa ngeri saat srigala diri kita mengamuk.

Kesan

Dari film itu saya belajar tentang arti sebuah kebahagiaan dan jalan mana yang harus dipilih untuk sampai ke sana. Tak ada jalan hitam yang bisa mengantarkan pada pintu tentram.

Agama pun turut jadi perhatian saat kita abai padanya. Karena tanpa itu, kita akan jadi jiwa kosong tanpa cinta dan kekuatan. Maka penting aturan agama sebisa mungkin kita aplikasikan, karena itu akan menuntun pada jalan yang benar. Selebihnya, silahkan pembaca tonton dan simpulkan sendiri biar jelas. Bagaimana? Wallahu 'lam. (*)

Pandeglang,   6/5/21

Mahyu An-Nafi

Posting Komentar

0 Komentar