Putri Jujur Itu Mantu Khalifah

Dikisahkan, di malam gelap nan sunyi seorang gadis dan ibunya tengah mengolah susu untuk besok di jual di pasar. Terlibat perbincangan hangat mengarah pada perdebatan antara dua insan sedarah itu.

"Sekarangkan harga-harga sedang naik, sedang kita menjual susu harga tetap sama. Kebutuhan makin tinggi," kata ibunya.

"Lantas bu... "

"Bagaimana kalau kita campur aja susu ini dengan air. Jadi oplos begitu. Kan pedagang lain juga begitu untuk meminimalisir harga. Bagaimana Nak?"

"Gak boleh Bu. HARAM itu."

"Tapi kan Nak..." 

"Lagian Khalifah Umar telah menyebar ultimatum kepada para pedagang agar jujur dan tidak mencampur-adukan susu dengan air. Kalau tetap nakal, maka hukum akan bertindak."

"Tapi Khalifah Umar tak ada di sini dan tak akan tahu."

Dengan tegas dan jawaban mantap gadis itu menjawab, "sekalipun Khalifah Umar tidak tahu Bu dengan percakapaan kita, tetapi Tuhan-Nya Khalifah tahu."

Ibunya langsung terdiam dengan ketegasan anaknya. Dia salut dengan sikap anaknya, di sisi lain juga cemas pasca meninggal suaminya ia harus memikul beban keluarga sendiri dan terpaksa mengikutkan anak gadisnya


Tak jauh dari sana, tepatnya di luar rumah, ada sesosok lelaki yang tersentuh dan berkaca-kaca mendengarkan percakapan anak-ibu tersebut. Karena malam beranjak pergi menuju pagi, ia bergegas pergi ke rumahnya.

Di pagi yang cerah itu ia menyuruh anaknya Ashim untuk meninjau siapa penghuni rumah itu dan benarkah ada gadis di sana. Setelah diselidki memang benar, yang berbicara itu gadis jujur putri penjual susu.

Tak lama, menikahlah mereka atas restu dan izin orangtuanya. Kelak sejarah mencatat dari rahim suci itu akan lahir manusia luarbiasa yang dikenang sejarah peradaban dunia, yakni Khalifah Umar bin Abdul Aziz cicit dari Khalifah Umar al-Faruq.

***

Saya yakin pembaca sudah mafhum dengan cerita ini. Betapa kejujuran yang teruji mengantarkan gadis baik itu pada derajat tinggi sampai torehan sejarah tak ketinggalan memahat namanya.

Nah, cerita tersebut bukan sekedar cerita angin lalu. Harus digali dan direnungkan maknanya, lantas kita praktekan dalam keseharian apa yang baik.

Setidaknya dua hal yang didapat gadis itu: jodoh mulia dan derajat tinggi. Bisa saja kita pun sama mendapatkan hal menakjubkan kalau ikhlas menjalani. Tetapi tergantung kamu memilih jalan mana yang akan dipilih, sesuatu selalu punya konsekwensi. Bukankah begitu? Walallahu 'alam. []

Pandegalang |  29/8/21

Mahyu An-Nafi

Posting Komentar

0 Komentar