Wajib Kamu Tahu, Ternyata, 7x Sehari Malaikat Izrail Mendatangi kita!

Mati cuma sekali. Tak ada lagi, seterusnya kan jadi saksi bagi siapa yang tetap terjaga dirinya. Karena pasti, cepat atau lambat akan menyapa siapa yang kini tengah hidup di alam jagat ini.

Kita tiap hari melihat, mendengar, menyaksikan, dan bisa saja menangisi kalau orang yang mati itu orang dekat kita atau amat dekat di hati kita; kita butuh waktu untuk menerima juga tersadar akan peristiwa pasti itu.

Padahal, mereka bukan orang pertama yang baru mati. Sebelum mereka dan berjuta tahun yang lampau pun telah kita ketahui ada banyak peristiwa kematian. Meski beda bentuk dan caranya, tetap saja mati ya itu. Tak kenal teman dan lawan. Tak kenal jenis kelamin apalagi strata sosial belaka.

Tapi kita, merasa lebih takut mati sekiranya beberapa detik lagi menyapa jiwa rapuh kita. Bukankah begitu? Ada apa sejujurnya? 

Kitab butuh apa ihwal mati. Setumpuk bukti ilmiah, dalil dan fakta tersebar untuk jadi renungan kita: akankah mau mati sia-sia atau mati penuh makna?

Kitab suci yang jarang kita renungkan isinya, telah lama mengingatkan kita apa itu mati dan kemana kita pasca-mati. Apa ia sekedar lepasnya ruh? Matinya detak jantung? Berhentinya nafas di tubuh? Atau momen menangisi almarhum? 

Di fase mana kita akan menyadari hal itu?

Sering kita "berharap" mati itu masih jauh memaksa kita bertemu alam barzah, serius ingin mengumpulkan bekal di dunia atau belum puas menikmati keindahan dunia yang sering lupakan hakikat diciptakan manusia.

Itulah kita. Untungnya Allah tetap jadi Maha Pengasih dan Maha Memaklumi sikap kita yang lalai. Setiap panggilan shalat memanggil, kita lebih memilih santuy dengan aktivitas. Menyisakan di akhir waktu untuk taat, itupun amat sedikit. Tanpa amalan. Tanpa renungan. Tanpa ada tadrusan. Zikir pun ala kadar tanpa memiliki getar apa-apa di dada.

Di wajah manusia kita merasa benar dan mengaku telah benar. Seringkali aurat di umbar; aurat batin acapkali jadi aktivitas ratapan.

Kita ingin dunia tapi tak mau disebut ahli dunia? 
Sejatinya langkah, sikap, penampilan, dan gerak kita melangkah pada status hamba dunia. Lagi, kita bebal.

Ingatkah kita, 7x sehari Izrail mendatangi kita: kapan kita merenungkan mati yang pasti menyapa? Itu bukan kata saya tetapi kata Nabi yang mulia. Wallahu 'alam. (*)

Pandeglang |   25 Agustus 2021

Mahyu An-Nafi

Posting Komentar

0 Komentar