Jalan Para Ulama

Setelah saya renungkan dan cari-cari, memang bukan dunia yang jadi tujuan Ulama, meski harus kita akui itu sebuah kebutuhan. Tak akan paham terkecuali yang tahu dan memahami.

Klise memang hari gini anti dunia, padahal dalam banyak hal dunia dibutuhkan. Ini sering jadi ejekan mereka yang kurang paham, sekalinya Ulama dapat dunia mereka ikut mencemooh jua. 

Ketika dunia telah jadi barang hina, maka selebihnya fokusnya pada hal yang abadi, begitu yang saya tangkap dari isi ceramah Ustadz Adi Hidayat.

Artinya, ilmu dulu dikedepankan dan difokuskan. Jangan fokus sama nasib hidup dan hal fana, pada nantinya Allah beri apa yang mereka harapkan. 

Sulit proses menjalani ini, wajar rata-rata Ulama miskin atau sengaja memilih miskin. Bukan tidak mau kaya dan mewah, kalau mereka mau dengan itu mudah sekali. Tetapi tidak mau, karena amanah ilmu bukan untuk memperkaya diri.

Saya yakin ini hasil ittiba pada sikap Nabi saw. yang menolak dunia dengan seisinya. Ditawari harta, tahta, dan wanita agar berhenti menyampaikan risalah Ilahi, tengoklah jawaban cerdas Nabi,

"Andaikan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku untuk harga aku berhenti menyampaikan risalah. Sekali-kali tidak akan aku berhenti!"

Sampai-sampai Saydina Umar radiyallahu anhu menangisi Nabi saat Nabi bangun dari istirahat siangnya dan melihat bekas tikar di tubuh Nabi. Umar menangis karena cinta dan kasihnya, kenapa Nabi tidak menikmati kemewahan semacam Kisra di Persia dan raja-raja pada waktu Nabi.

Nabi pun berkata bahwa itu bagian mereka dan bagian kita nanti di kampung keabadian. Umar pun diingarkan Nabi bahwa seharusnya kita bangga dan jangan gusar.

Nabi menyadari itu, bukan tidak mampu. Mudah sekali. Untuk itulah Nabi tidak mewariskan harta pada perwarisnya, bukan tidak mampu, akan tetapi tengah mengajarkan kita memilih yang esensi dalam hidup.

Nabi memilih maka sepatutnya kitapun memilih. Jalan mana yang hendak kita pilih bisa mengantarkan pada jalan yang penuh ridha dan cinta-Nya. Jalan yang melahirkan damai dan tentram di jiwa. Bukan pura-pura.

Saya kira, itu alasan Ulama tidak memilih harta atau dunia jadi tujuan utama. Jalan Ulama ialaah ilmu dan taat pada-Nya. Mengajarkan kita hakikat hidup dan mengajak kita tentram jiwanya.

Nah kita, silakan pilih mana yang ingin kita pilih. Pastikan itu bisa mengantarkan kita ridha dan surga abadi nantinya. Wallahu 'alam. []

Pandeglang |   12/9/21

Posting Komentar

0 Komentar