Untuk Kamu: Ini Rahasia Kenapa Kamu Masih Tetap Sendiri

Sesekali kamu resah. Ada juga gundah terasa. Tanya yang mengarah pada keluh pun terucap: 

Di usiaku yang begini kenapa tetap begini, apa ini takdir? Mereka sudah ke mana-mana, lah aku? Sibukku hanya untuk keluarga, apa nanti akan ada yang peduli seperti aku yang peduli.

Di depan orang kamu terus merasa kuat. Tetap tersenyum. Dan merasa baik-baik saja. Tak ada yang salah dengan takdir. Ini pengabdian. Lagian, kamu anak tertua, sudah seharusnya menjadi pengayom serta jadi tulang punggung keluarga.

Tetapi kamu bukan malaikat lahir ke dunia, kamu ialah anak Ibu yang lahir dengan kekurangan dan kelebihan. Ada saatnya kuat ada saat kamu mengeluh.

Seperti hari ini, kamu melihat KTP. Di sana terlihat usiamu ternyata tidak remaja lagi. Teman-temanmu sudah banyak yang menikah, ada yang juga sudah menimang buah hatinya.

Di grup whatshap mereka sharing aktivitasnya, di medsos tak ketinggalan pamer foto di momen spesial. Begitu manis, begitu romantis. Kamu yang intens melihat hanya bisa mengelus dada: kapan aku seperti mereka?

Undangan datang silih berganti ke rumah. Kamu pun resah. Antara ragu dan cemas. Ragu karena uang saku di kantong mulai menipis. Tak datang juga malu, karena itu teman. Ya. Uangmu habis untuk meringankan beban orangtua dan membantu kebutuhan adikmu.

Kamu pun cemas, karena setiap hadir di sana teman-temanmu banyak yang menyindir, bahkan orang yang mengenalmu pun begitu: diundang mulu, kapan ngundang.

Itu memang kata-kata biasa dan hanya humor belaka. Tetapi tidak bagimu, karena hatimu tengah tidak baik-baik saja. Jiwamu tengah cemas. Mirisnya, mereka pun tidak memberi kesempatan menjelaskan alasan kamu tetap sendiri.

Atau bisa jadi memang tak peduli dengan alasan kamu tetap sendiri, karena bagi mereka seharusnya di usia kamu itu harus sudah punya pasangan atau memiliki buah hati.

Entah kenapa dunia terasa sesak dan terasa sempit. Tak ada yang mau meringankan bebanmu. Semua sibuk dengan dunia juga kesibukan mereka. Kamu tetap saja sendiri membangun semangat, terus bertahan dari masalah yang membelenggu di rumah.

Kamu ingin menjerit, tapi takut disangka orang stres. Kamu ingin mencari teman curhat, takut mengganggu waktu mereka. Bisa saja, ini saat yang berat yang pernah kamu rasakan.

Walau bagaimana, jangan putus asa. Aku tahu bebanmu dan Tuhan kita lebih paham apa yang kamu rasa. 

Posting Komentar

0 Komentar