Menyorot Berita "Ulama" Murtad

Saya tidak tahu, apa yang hendak dituju oleh sumber berita online itu. Begitu intens mengabarkan terkait keluar islamnya (baca: murtad), tiga tokoh agama Islam di negara sebrang. 

Kabarnya, keluarnya itu karena konflik keluarga yang tadinya menggebu pada Islam lama-kelamaan luntur karena hidayah tercabut di jiwanya. Apa itu spesial? Rasanya biasa saja. Hidayahkan wilayah khusus Allah, kalau seseorang memilih keluar dari pintu Islam, tak ada larangan pun sebaliknya.

Islam tak akan melemah karena keluarnya tiga tokoh itu, karena tanpa kita ketahui ada banyak yang di waktu bersamaan masuk Islam dan tumbuh keimanan di dadanya.

Berita itu amat bombastis. Pasti punya misi yang entah apa. Sekilas ingin menggambarkan, 'ternyata, dari Islam sendiri ada yang keluar, loh!?'

Bahaya dari berita ini adalah respon negatif. Apa tidak bisa mengabarkan hal yang tak memancing polemik, yang ditakutkan adalah konflik membara. Hal demikian tentu tak produktif.

Sebagai sebuah negara besar, kita telah belajar bagaimana konflik terjadi karena hanya masalah sepele. Yang kemudian rakyat tak berdosa jadi korban aksi berdarah. Kalau ingin disalahan, situs itu pasti beralasan karena kebebasan berpendapat dilindungi. Padahal bebas yang seperti apa patut dilindungi, sedangkan hukum dibuat untuk melindungi hak rakyat agar tercipta damai.

Ini sungguh paradoks, saat kebebasan pers dilakoni untuk mengejar rating belaka. Tak peduli rasa pembaca bagaimana, tak peduli efek tulisan itu seperti apa. Apa ini yang hendak kita perjuangkan?! (*)

Posting Komentar

0 Komentar