Wajib Baca! 5 Langkah Agar Kamu Tak Mudah Mengeluh

Pandemik katanya sebentar lagi akan meredup, hiang, dan mati. Indikasi itu terlihat saat angka kesadran warga untuk vaksin terus meninggi. Bahu-bahu elemen bangsa membangun dari langah terseok korona.

Setidaknya angka kecemasan mulai tinggi. Kecurigaan dan konflik terihat dari hal sepele. Perputaran ekonomi yang tidak stabil menjadi ketakutan. 

Keluhan ada di mana-mana. Jerit jadi cerita. Lalu, adakah kiat untuk tetap ceria menghadapi tantangan hidup.

Nah, penulis telah merangkum buat kamu agar bisa tetap enjoy menjalani berteman dengan masalah.

Pertama, jangan takut dengan masalah.

Ada kata-kata UJE yang masih aku ingat. Gini katanya, "jangan minta Allah hilangkan masalah kita. Tetapi mintalah agar Allah beri kekuatan setiap kamu punya masalah."

Masalah itu batu sandungan buat kamu agar naik kelas. Hadapi itu. Sekalipun berat lagi melelahkan. Jangan takut, takut hanya akan membuat kamu kalah. Jalani dan terima itu.

Kedua, pandang masalah bukan selalu buruk.

Orang akan mahir mengendarai sepeda setelah berkali-kali gagal dan terjatuh. Terluka pula. Butuh proses untuk ia mahir. 

Setelah mahir, luka yang ada itu terasa biasa. Ringan malah. Tak jadi beban. Karena dari masalah yang ada itu telah membentuk pribadi kuat. Masalah tak selamanya negatif.

Ketiga, rajin membentengi diri.

Fungsi benteng itu media penahan dari serangan musuh. Sebelum musuh masuk teritorial, ia harus berjibaku dengan benteng yang ada. Meski itu teritorial terakhir, ada harapan bebas dari serangan musuh.

Keempat, pandai memotivasi diri.

Motivasi itu dorongan agar tetap kuat. Kuat untuk terjaga dari hal yang merusak jiwa. Siapapun manusia pasti pernah mengalami fase pasang surut. Sebuah keadaan di mana pegangan hidup terasa luntur. 

Maka motivasi bisa jadi pegangan agar tetap terjaga dari kuatnya badai kehidupan. Terus melaju meski hadangan di mana-mana. Bukan meyerah lagi kalah.

Kelima, meng-evaluasi sikap dan ucapan

Untuk apa? 

Mencari tahu sikap kita yang mana saja kurang baik dilakukan, ke depan diperbaiki. Apa yang baik terus ditingatkan.

Untuk meng-evaluasi diri bisa meminta bantuan orang lain atau bisa juga mengandalkan perenungan diri. Ini penting agar kita sadar bahwa tiap dosa itu harus diperbaiki secepat yang kita bisa. Siapapun punya "kemungkinan" melakukan dosa.

Demkian lima hal di atas bisa coba kamu praktekan dalam sikap harian untuk menangkap sikap menyerah dan galau. Segala masalah bukan untuk dijauhi atau dihindari. Hadapi dan terus nikmati prosesnya. Ada seni di sana kalau kita bisa mengorek isinya. 

Jadi, siapkah kamu terus optimis? (*)

Pandeglang |  18 Oktober 2021

Posting Komentar

0 Komentar