Wanita Bertanya Tentang Cantik

"Kak, boleh aku tanya?"
"Lah, itu sudah tanya. Haha."
"Serius ini!"
"Nanya apa?"
"Apa dan bagaimana wanita di mata kakak?"
Cukup terhenyak juga dengan tanya itu, walau gak aneh. Karena dia--- bukan wanita yang bertanya begitu.
"Di mata kakak atau lelaki nih!"
Dia nampak bingung, "di mata kakak aja deh. Kan aku tanya sama kakak, bukan semua lelaki," sejenak dia diam, "karena aku yakin... kakak pasti lelaki sungguhan!" Dia tertawa lebar tak peduli dengan wajah masamku. 

Wew, aku laki sungguhan? Jadi greget!

Pertama aku bingung, cantik itu yang gimana. Pasalnya cantik kadang hanya selera tiap orang. Yang kata kamu cantik itu belum tentu cantik di mataku. Pun apa yang cantik di mataku, entah di mataku.

Ini soal subyektif. Tapi anehnya wanita selalu saja "memaksa" ingin tahu tipikal wanita cantik di mata lelaki itu macam apa dan gimana. Kadang buat sebal dan serba salah.

"Bukannya tiap wanita itu sudah cantik ya? Kan yang cantik hanya wanita. Kalau lelaki kan itu tidak cantik."

"Sudah lah kak gak usah sok ngelawak gitu, gak lucu!" Jawabnya sedikit ketus. Maksudnya di ketuskan gitu.

Aku tersenyum melihatnya. Meskipun aku belum sepenuhnya memilikinya, tapi selalu asyik melihatnya. Walau harus hati-hati agar dia tidak tahu. Yang pasti agar dia tida GR!

"Kita ngobrolnya di dekat perpus aja yuk! Di sana rame. Lagian ada cemilan dari bupati tuh, gratis!"

Ngakak dia!

***

Cantik simbol yang memang punya muatan sendiri dalam persfektif pergaulan sosial. Dalam banyak hal cantik memiliki pembendaharaan istimewa.

Bagiku cantik tidak selalu harus lux, tidak harus tinggi semampai, tidak selalu rambut terurai dengan body bohay, atau make-up tebak bak badut di tempat hiburan.

Bagiku cantik itu sederhana, tidak banyak tingkah, dan aku cocok. Itu saja. Dan aku pikir---- pikiran tiap orang itu sama. Hanya saja ada ego dan kepura-puraan dalam bongkahan sikap.

Untuk itu, di mata lelaki sejatinya cantik itu sederhana. Meski dalam kenyataan kita telah terkena tipuan produk dan kepentingan pasar.

"Cantik kan harus putih," katanya.

"Mungkin," kataku singkat, "meski pada kenyataannya tubuh kita punya batas. Kulit yang kencang lagi mulus pada waktunya akan keriput. Secanggih apapun teknologi, kita tidak akan melawan hukum kodrati."

"Iya juga, ya." Jawabnya manggut-manggut.   

Posting Komentar

0 Komentar