Tulisan, Tidak Semua Laki-laki Buaya


**Tidak Semua Lelaki Buaya**
_____
Sebelumnya salam kenal untuk teman-teman di NAD. Terkhusus untuk jajaran admin yang telah mengijinkan saya kumpul di sini.

Di tulisan perdana ini entah kenapa tertarik menulis teman di atas. Bukan apa-apa, sebagian lelaki acapkli dicap buaya. Istilah untuk mereka yang matanya punya keranjang dan draf menyimpan banyak rasa.

Untuk satu kasus mungkin ya, tidak memukul pada setiap kasus yang ada. Kalau kita ngomongin runtuhnya sebuah ikatan sakral problem-nya tidak hanya pada si lelaki atau wanita. Ada kemungkinan di keduanya hal tersebut.

Baiklah untuk mempersingkat bahasan, kenapa membicaraka ini?

Tak lain saya hendak mengajak berpikir mereka yang selama ini menjadi korban keganasan kaum adam tetapi memilih diam. Meredam rasa sakit, pedih, dan goresan perih itu di ruang sunyi. Sendiri. Menekur dalam labirin semu penuh cemas.

Pada akhirmya, tak mau bergaul atau terselip trauma bahwa setiap nyawa masih memiliki jiwa yang sama. Saat ada yang sungguh serius ingin menemani harinya ditolak atau dijauhi, pikirnya setiap lelaki sama. Sama-sama buaya bertaring srigala berotak licin macam ular di kampung desa sebelah.

Padahal dia sudah lelah dengan dirinya. Menutupi nurani demi dendam diri yang tak bisa terobati. Jiwa serasa melayang di lautan ragu tanpa sebutir mimpi di bola mata yang bisa menentramkan jiwanya.

Padahal manusia dicipta untuk sama-sama menajaga bumi dari bencana, di antara bencana itu kita lupa bahwa semua rasa, baik suka atau duka adalah ujian untuk kita renungi dan ambil hikmahnya.

Kalau ada lelaki buaya, ya benar adanya. Tetapi tidak semua lelaki semuanya begitu. Kita gak bisa mengukur kalau dalam satu pohon ada buahnya buruk maka semuanya buruk. Tidak bisa. Pasti ada saja yang ranum dan sedap rasanya. Itu tergantung gimana kita melihat dan menyikapinya.

Sampai sini, perlu kiranya kita belajar dan terus belajar memahami apa yang terjadi bukan sekedar rutinitas tanpa pesan di belaangnya. Mari kita belajar memahami dan menerima apa yang sudah terjadi agar lebih bijak menilai sesuatu. Wallahu'alam. (**)

Pandeglang | 26 JUli 2022
Mahyu An_nafi

Posting Komentar

0 Komentar