Melihat Perseteruan Pesulap Merah dan Gus Samsudin, Seperti Apa Tadinya?

Potret Gus Samsudin dan Bang Marcel tengah seteru (internet)


Dua hari saya dikecohkan oleh persteruan dua youtuber yang tengah seteru di jagat youtube, itulah Bang Marcel dan Gus Udin. Dua hari saya skrool video  dab baca-baca berita terkini sehingga aktivitas habbits harian saya terganggu.

Perdebatan yang mendapat sorotan di publik bermula dari konten Gus Udin yang terdebar di media, dibongkar dalam-dalam oleh Bang Marcel di kontennya sendiri. Dari apa yang dia lihat dan telaah, apa yang ditampilkan di kontennya itu sedikitnya berangkat dari dua hal :

Pertama, itu hanya trik sulap sederhana. Bukan karomah apalagi ilmu gaib yang sulit diterka caranya. Seharusnya, katanya, apa yang ditunjukan Gus Udin tidak boleh berlindung dengan jubah agama. Agama itu suci, bersih, dan murni dari kepentingan semu.

Kedua, bila konten itu dijadikan sebagai hiburan, ya tidak apa. Itu bagus menambah hiburan masyarakat. Tetapi akan bermasalah kalau itu dipakai untuk mendulang rupiah belaka. Dipakai tarif pula. Betapa itu memberatkan pasien. Itu namanya penipu!

Puncaknya Gus Udin menantang siapa yang ingin adu ilmu atau meragukan kemampuanya untuk datang ke markasnya di Jawa. Bang Marcel dengan jiwa mudanya penasaran lalu menyanggupi tantangan itu, dia datang ke sana bersama tim.

Tetapi kemudian... dia dibuat kecewa karena yang bersangkutan tidak mau keluar dari padepokannya. Ditambah penjaga di sana melarang untuk masuk ke sana. Kegemparan ini semakin memanas saat pengacara Gus Udin datang dan seperti mengintrogasinya.

Keributan pun terjadi. Semakin seru karena ada provokator di sana, untungnya petugas di sana aktif dan tanggap. Bang Marcel dan tim pula melakukan intagram live dari tempat perkara. Hal ini memicu dua kubu tidak seimbang bersikap waspada agar lepas dari kecurigaan msaing-masing.

Karena keduanya youtuber, maka live streming langsung di channel-nya. Terjadilah pro-kontra di tengah masyarakat. Tentu saja Gus Udin terpojokan. 

Bagaimanapun pandangan masyarakat tertuju seolah dia berlindung berbalik di belakang pengacara, kades, dan warga setempat.

Benar atau tidaknya kita tidak tahu, tapi kita hanya melihat dari apa yang konten yang disiarkan versi Gus Udin. Di sana ia menyangkal apa yang dituduhkan oleh pesulap merah. Itu tidak benar. Ia siap menyambut tamu dan pasien siapapun tapi tetap harus mengikuti prosedur tanpa terkecuali.

Paranormal Vs Pesulap

Pada akhirnya munculah di antara tagline di publik. Seperti kata di atas. Sebelumnya memang menjadi perbicaraan hangat di dunia aktivis dakwah bahwa masyarakat dibuat bingung membedakan mana dukun dan mana kiai. 

Di banyak tempat seringkali kita melihat dukun berbaju kiai. bahkan di kasus tertentu "lebih kiai dari kiai biasanya". Terjadilah paradoks di tengah masyarakat untuk membedakan sebutan-sebutan yang ada. 

Bang Marcel kekeuh dengan gagasan perlawanannya bahwa sudah saatnya praktek-praktek perdukunan dihempaskan atau dihapuskan karena banyak merugikan rakyat juga menipu kalangan masyarakat. Terlebih bertopeng agama. 

Gus Udin lain lagi. Dia menyanggah bahwa itu penipuan. Apa yang dia lakukan berangkat dari kepekaan dan kepedulian atas beragam terkena penyakit guna-guna, santet dan sejenisnya. Dia yang memang paham itu juga mendalaminya terjun langsung ke lapangan.

Respons Masyarakat

Situs Detik mengabaarkan, pintu gerbang menuju padepokan yang tak lain pondok milik Gus Udin di demo oleh seklompok warga yang meminta aparat setempat untuk menutup padepokan tersebut karena terbukti telah menipu masyarakat. 

Diadakanlah rapat atau musyawarah yang mempertemukan pimpinan pondok dan aparat setempat yang isinya agar padepokan tersebut untuk ditutup sementara.

Tetapi Gus Udin tidak mau. Dia berdalih apa yang dia lakukan tidak melanggar hukum dan tidak pernah. Kenapa coba harus ditutup karena tuntunan segelintir masyarakat?

Bola panas pun kembali ke gelanggang, siapa yang akan tertembak dan berhasil menggondol kemenangan? Masyarakat terus menyorot ke mana langkah yang ke depan dari kasus ini. Penegak hukum dibuat uringan-uringan.

Apa Yang Saya Lihat

Bagi saya keduanya bisa disalahkan dan dibenarkan. Berangkat dari fakta yang ada. Apa yang dilakukan Bang Marcel dengan menantang adu kesaktian di depan masyarakat, bagi saya sendiri kurang tepat. Itu sama saja mempermalukan dan menjatuhkan wibawa seseorang.

Saya setuju dengan apa yang dikatakan Gus Udin itu bisa memantik kerusuhan, baik dari sesama pendukung atau orang di luar yang sengaja memancing di air keruh. Tujuan chaos!

Apa yang dikatakan Gus Udin dengan mempersilakan siapa  yang menantangnya, dalam hal ini Bang Marcel kurang tepat. 

Bertarung di kandang sendiri dengan aneka aturan yang menguntungkanya itu sungguh tidak fear. Lagian kontennya di youtube disebar dengan sadar dan sengaja, seharusnya sudah siap dengan resiko khalayak.

Kalau memang ingin bertarung, bertarunglah dengan sehat dan gantle. Gimana caranya? Meminta bantuan aparat terkait untuk memfasilitasi pertarungan itu untuk unjuk kekuatan, siapa yang sesungguhnya yang berangkatat dari niat baik. Nanti kelihatan, yang bohong akan gentar duluan. Harus aple-aple. Jangan ada maniflasi kepentingan.

Biarlah masyarakat sendiri menilai. Tugas aparat adalah memastikan mampu mengedukasi masyarakat dari pembodohan oknum tertentu. 

Harus sama-sama berangkat dari prinsip kebenaran yang dijunjung. Kalau ini yang dilakukan saya pikir keributan yang ada tidak pula harus dibesarkan.

Penutup

Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya. Itu yang dunia takjub dan salut dengan kita. Meski ragam suku bangsa dan heterogen kita bisa sama-sama memaklumi untuk bersatu di bawah bendera merah putih.

Persoalan yang menimpa rakyat seyogyanya kita harapkan bisa diselesaikan dengan mengedepankan asas persaudaraan. Tidak harus berakhir di meja hijau. Kita ingin apa yang menimpa ruang soisal itu bisa sama-sama mendewasakan kita sebagai bangsa. 

Kalau cara-cara kekeluargaan bisa dilakukan kenapa tidak dilakukan. Saya setuju praktek perdukunan yang mengarah kepada pembodohan dan penipisan iman harus ditindak tegas. Harus kita akui membuat keresahan di jagat nusantara.
Lebih dari itu, aparat juga harus cerdas dan cepat membaca situasi.

Jangan selalu bertindak terhadap suatu kasus pas kasus itu viral--menjadi sorotan publik. Hukum harus tegas lurus ke mana dia mengarah.
Seperti yang dikatakan Bang Marcel di podcast Bang Dedi, bahwasannya sebenarnya jual beli wafaq atau sejenis itu dilarang. Itu  ada di kitab undang-undang kita. Sayangnya ini pasal karet yang mandul untuk diterapkan.

Padahal ini bukan delik aduan. Artinya, siapa yang dengan sengaja menjual wafaq maka pihak penegak hukum bisa langsung bergerak dan memproses yang bersangkutan tanpa harus menunggu laporan dari masyarakat.

Demikianlah sekelumit persoalan di tengah jagat youtube yang santer diperbincangkan masyarakat.  Semoga dari peristiwa ini kita lebih cerdas melihat dan menilai sesuatu. Wallahu'alam. []

Pandeglang |  1 Agustus 2022  23:03

Posting Komentar

0 Komentar