Melihat Uus dari Perspektif Lain

Melihat Uus dari persfektif lain
Sumber internet

Nama Uus sering menjadi perhatian. Komedian asal Bandung ini terkenal vokal baik soal sikapnya yang kelewat berani atau kata-katanya yang ceplas-ceplos. Terlebih, berita daring sering melihat sisi miring rumah tangganya yang dibangun dari paradoks dengan nilai-nilai di sekitar kita.

Penulis tidak terlalu jauh memperbincangkan terkait sikap atau hal kontroversi yang pernah trending tentangnya. Rasanya sudah banyak yang membahasnya.

Dalam kesempatan sekarang akan mempersempit pembicaraan tentang sikapnya untuk membangun kepercayaan terhadap isterinya yang kerapkali insecure. Setia dan saling memahami menjadi modal utama. Uus manusia juga maka wajar dong kita melihat secara manusiawi. 

Uus membeberkan, begitupula isterinya, sikap rendah diri isterinya karena kepahitan hidup. Isterinya sudah malang melintang di dunia hitam. Baik free sex dan mabuk-mabukan menjadi konsumsi rutinnya. Hingga sampai pada satu waktu ia galau dan patah jiwanya. Gonta-ganti pasangan ternyata tidak selamanya seru.

Di saat krisis kejiwaan itu terutama tingkat kepercayaan pada laki-laki minus kuadrat. Yaps, diselingkuhi tidak enak. Baik Uus maupun isterinya itu korban selingkuh. Bertemulah dua korban ini sehingga cinta bersemi sehingga membuahkan hati yang kini sudah tumbuh di antara mereka. Apalagi di antara mereka ada buhul suci, agama mempererat lewat pernikahan.

Tetapi tidak mudah membangun rasa percaya diri wanita yang sudah muak dengan kesetian, rasa cinta, dan ketulusan. Uus berusaha membuktikan itu. Di luar sana mungkin banyak laki-laki yang mudah selingkuh tetapi selingkuh sejatinya tetang pilihan sikap kita.

Tidak ada istilah "terlanjur untuk selingkuh" selama kita mau bersikap tegas di awalnya. Fase ini yang membuat hubungan rumah tangga mereka makin kuat, di saat yang sama penuh gelombang. Sisa KDRT masih membekas. Setidaknya membutuhkan dua tahun untul terbuka dari trauma psikologis.

Siapa nyana, komika yang aktif di panggung sehingga mengocok perut pendengarnya, di alam nyata penuh dengan tragedi rasa. Barangkali kita harus tahu, panggung itu dunia bisnis dan sandiwara tidak lepas darinya. Obrolan keduanya di podcast Dedi Corbuzier membuat saya tersentuh. Begitulah kalau saya baper, mungkin kamu juga.

Hati wanita memang susah ditebak dan memang bukan tebakan. Cukup kita tahu lantas dirasakan, kalau yakin harus diungkapkan. Setelah itu dijaga kalau satu frekuensi dan tahu diri kalau beda arus. Intinya, lelaki yang baik mereka yang mau memahaminya.

Seperti kat nabi "berbuat baiklah kepada isterimu karena aku adalah orang paling baik kepada isteriku", pesan itu sahih tercatat. Usia nabi dan Ummul Mukminin amat jauh, nabi sudah kepala lima dan puteri sahabat mulia itu baru sepuluh tahun ke bawah. Ada qaul terkait ini. Jelasnya, beda usia mampu disikapi cerdas oleh Nabi.

Kita tahu rasa cemburu bunda Aisyah amat besar, lagi nabi mampu menyikapi rasa cemburu dengan rasa kasihnya yang luar biasa. Pecinta terbaik adalah mereka mampu meniru juga meneladani Rasulullah tersebut kepada isterinya. Tidak hanya satu tapi 11 isterinya yang tercatat di Sirah.

Yang perlu dicatat, saya tidak sedang mempersamakan Nabi dan Uus. Dua hal itu seperti langit dan bumi. Jangankan Uus, kisah cinta siapapun tidak akan menandingi baik kesetiaan, ketulusan juga kebenarannya cinta nabi. Tidak hanya pada isterinya tetapi kepada seru sekalian alam. Ini fondasi iman kita sebagai orang beriman.

Cinta dan kasih adalah hakikat ajaran agama. Islam telah mengajarkan itu. Tidak hanya pada lawan jenis bahkan kepada apa pun. Ada adab. Adalah aneh meletakkan kasih tetapi belum mampu menangkap hakikat dalam agamanya. Tanpa adab, tanpa cinta yang dianugerahkan oleh Pemilik semesta.

Siapa yang mengaku cinta dan rindu kepada Nabi sudah sepantasnya menjaga kesetiaan dan lembut kepada wanita. Boleh tegas tetapi di saat tertentu. Intinya, membangun budaya saling memahami. Tiap orang punya masa lalu tapi tiap orang punya masa depan. Begitu ujar Gus Miftah.

Oleh karena itu, untuk kau lelaki yang beriman dan masih menyakiti hati wanita, malu lah kepada Uus. Dia mungkin belum sebaik kalian tetapi dia berani jujur dan setia dengan rasanya. Dan untuk diriku, jaga hatimu untuk menyakiti wanita.  Syukuri yang ada dan terima untuk bersama. (*)

Pandeglang, 6 Mei 2023    17.20

 

Posting Komentar

0 Komentar