Obrolan di Akhir Kelas Menulis Rumah Dunia

Ceritanya lagi serius, bukan lagi gosip. (Sumber pribadi)

Setelah tiga minggu tidak ke Rumah Dunia, tepatnya mengikuti kelas menulis, tadi siang aku curi waktu ke sana. Sekalinya bertemu, bukan belajar menulis tapi mempersiapkan proses membukukan tulisan. 

Ini akhir pertemuan, maka semua yang telah dipelajari harus dipraktekkan. Bentuknya di antaranya tulisan yang ada dikumpulkan untuk kemudian disebut karya. Begitulah tadi membicarakan proses antologi tulisan kami. 

Ada tiga laki-laki dan lima wanita, semua manusia yang sama-sama punya mimpi. Mungkin ada yang bermimpi pula bersanding bersama sesama satu angkatan. Lebih banyak bermimpi bagaimana merangkul masa depan yang masih abu-abu; butuh keseriusan mengelola mental dan sikap. 

Di antaranya yang hadir (sumber pribadi)

Siap tidak siap, setiap pertemuan harus ada perpisahan. Begitulah siang di Rumah Dunia. Sebagai orang yang kebetulan banyak bicara, biasanya saya banyak diam, tadi siang aku mengatur berjalannya proses kesepakatan. Sok ngatur dan gitulah.

Setidaknya aku mencatat, konsensus bersama atas siapa yang hadir : 

Pertama, jenis buku nantinya genre antologi esai dan cerpen atau esai saja. Tema sosial budaya. Dari voting terbanyak mengerucut pada esai, selain terasa gak perlu rumus sastrawi dan tidak terlalu menguras imajinasi. 

Kedua, satu orang nantinya diberi jatah menulis 10 halaman untuk kertas ukuran B-5, font times new roman, spasi 1.5 dan ukuran huruf 12. 

Ketiga, untuk sementara yang sudah pasti mengikuti dari angakatan KMRD 38 ada 11 orang. Karena ada saran juga tambahan ide dari Kang Naufal, mungkin dari angkatan sebelumnya juga bakalan ikut kolaborasi menulis karya. Tentu saja masih banyak kemungkinan lain, misalnya yang ingin ikutan makin banyak. Allah maha tahu dan kita banyak tidak tahu. 

Keempat, untuk bionarasi atau sejenis biografi penulis menyerahkan foto.Memang kemarin ada yang usul, agak malu untuk pamer foto nya tapi karena suara minoritas juga akhirnya berubah pikiran; sepakat perlu dipajang.

Kelima, khusus untuk yang ikut antologi bakal diberikan sertifikat. Bentuk siapa orang pernah ikut kelas menulis Rumah Dunia dan tanda, ya begitulah. Paham kali ya, maaf bagi yang gak ikutan. Ikutan yuk!

Keenam, Penanggungjawab dari rencana antologi ini Kang Fezri. Tulisan dikumpulkan tanggal 25 Juni 2025 nanti akan bantu para mentor untuk dikoreksi.


Meksipun begitu dari lima poin itu masih bisa digugat dan didiskusikan dengan alot tanpa kopi dan tanpa harus ke pengadilan negeri. Capek nanti. Ha-ha. Dan semua masih terbuka untuk dirubah kalau argumen yang digunakan masuk akal. 

Untuk itu, semoga tugas akhir kelas menulis besar harapan bisa diikuti teman-teman dan yang belum jadi teman saya. Tidak harus kalian merasa "baru ketemu satu pertemuan", apa merasa kecut, merasa apa-apa, minimal berpikir kita punya jejak di Rumah Dunia, dan mari kita catat momen sejarah ini sebagai tabungan di masa digital ini. Sebab kita gak tahu, 10 tahun ke depan seperti apa wajah dunia kepenulisan nantinya.

Akhirnya, semoga apa yang kita pelajari berkah dan punya potensi untuk kita jadi manusia yang punya rasa bukan manusia punya kepala saja. Semangat menulis kepala, eh kawan semua! Haha. (**)

Pandeglang,   11-12 Juni 2023     17.04 - 14.07
 

Posting Komentar

0 Komentar