Kaki Gemetar Tak Terkendali

Pasca sembuh dari sakit yang lumayan lama, ada hal yang kini bersarang di kakiku. Setiap cemas dan rasa takut menyeruak kakiku bergetar tak terkendali. Jelasnya setelah lebaran Idul Fitri. Ada dua peristiwa yang cukup buatku kaget.

Pertama, saat aku disuruh mengimami shalat subuh. Imam yang biasa memimpin sedang sakit dan yang lain entah ke mana. Dan aku, mau tidak mau ditodong untuk menjadi imam. Ya mau gimana, maka majulah. 

Tapi ya Allah, jiwaku berontak. Dadaku bergemuruh. Detak jantung cepat berdetak. Hawa dingin terasa. Kakiku dingin. Saat berdirilah itu pasca takbiratul ihram kakiku gemetar tak terkendali. Mau mundur sudah terlanjur. Meneruskan ya gitu, suara ikut berpengaruh. Boro-boro khusyu', mikir sudah beres saja alhamdulillah. Malu tapi terus dipaksa. Dua raka'at ini kaki bergetar tak terkontrol.

Kedua, saat adzan di Musolah Pasar, di detik terakhir kakiku gemetar. Hampir saja mogok. Gara-garanya pas satu menit lagi adzan, ada yang nanya, "eh, jangan dulu adzan, pan masih satu menit."
Aku menjawab, "ya gak, tenang aja." Eh aku nyelonong adzan dengan oktaf tinggi. Pas hayya 'alal falah; tenggorokan tercekat kaki dan kaki gemtar, ya Allah serasa pengen mati... ya gitulah. Pas iqomat pun kaki masih terasa, maka aku tak berdaya sambil terpaksa bersandar. 

Dua hal itu memberiku ketakutan sendiri. Apa aku punya penyakit? Setidaknya melihat kenyataan, jangan-jangan ada analisa terkait getaran ini. Cenat-cenut tak terkendali macam orang jatuh cinta.

Setelah aku cari di internet ternyata yang begini disebut tremor. Tremor itu getaran yang tak terkontrol dri bagian tubuh. Hal ini bisa jadi normal atau efek dari penyakit. Katanya suatu kondisi Figth or flight-- istilah tarik ulur getaran yang cepat. 

Apakah ini bisa sembuh? Apakah ada cara atau kiat tertentu?

Ada dan harapan besar sembuh. Gejala ini bisa jadi macam demam panggung. Caranya ya bisa membiasakan bicara di depan massa. Rajin olahraga. Yoga. Olah pernafasan. Atau melawan rasa takut dengan membangun pikiran positif. 

Setelah aku tahu ada rasa plong. Mungkin ini efek gaya hidup yang tak sehat. Aku harus ntropeksi diri. Mungkin ini teguran dari yang Maha Kuasa agar aku lebih peduli dan eling bagaimana seharusnya bersikap sebagai hambaNya, di sisi lain sadar sebagai manusia yang sehat. Dus, akankah aku mengeluh atau akan memperbaikinya? Silakan tanya pada jiwa. Wallahu 'alam. []

Pandeglang,    9/6/21

Posting Komentar

0 Komentar