Katanya Nyari Kerja Sulit, Masa!

*catatan realitas

Aku punya kakak, tak jauh usianya denganku. Pasca dia sembuh dari sakitnya, ada hal yang berbeda dalam bersikap. 

Bila dulu pemalu, kini ia nampak ceriwis.

Bila dulu tak banyak tingkah, kini bertingkah ala anak muda belasan.

Bila dulu apik berbusana dan hati-hati bergaul, kini radikal sekali.

Dan salah satunya ingin kerja! Mencarilah kesana-kemari. Tanya sana-sini. Sampai kami sekelurga dibuat keki juga sangsi...,

"Ya Allah, ada ya perubahan begini."

Hampir semua yang ditanya menolak. Acuh. Sampai ada di detik penantian yang menawarkan dia kerja di tempat kompeksi. Tanpa sodokan, syarat pun tak ada. Yang penting mau dan ingin kerja keras.

Berangatlah dia dilepas restu orangtua. Di sore hari mengabarkan katanya "betah". Cukup senang Emak dibuatnya. 
Hingga kemudian...

Dia pulang dengan gerutuan. Hanya satu malam. Setengah hari di sana buatnya kesal juga keki. Ternyata kerja di tempat orang lain tak sama dengan kerja sama orangtua. Lebih fleksibel dan bebas. Tapi dia tak mau, katanya bosan!

Satu hal yang aku pahami dari peristiwa ini: Ternyata bukan mencari kerja yang sulit tetapi mencari kenyamanan di tempat kerja yang sulit.

Tapi kok ada yang bilang nyari kerja itu sulit?

Gelar pendidikan dan status sosial tak jadi jaminan kamu bisa kerja enak?

Benar sih, mencari kerja itu sulit. Tetapi tunggu dulu, sulit untuk siapa dulu? Untuk aku, kamu, mereka atau semuanya. Ini beda kasus. Karena banyak dari kita "merasa sulit" cari kerja, bukan lowongan kerja tak ada, tetapi kita yang terlalu mengikutkan ego dalam memilih kerja apa dan di mana. 

Misalnya yang sudah dapat gelar sarjana, apa mau jualan sayur keliling?

Kita yang lahir dari trah mulia, maukah kerja di tempat becek lagi bau?

Kita yang menjadi lulusan SMA terbaik dari sekolah favorite, apakah mau jualan kantong kresek keliling di pasar?

Dan aku yakin, banyak dari kita yang tak memasukan itu "pekerjaan". Apalagi masuk radar untuk mengalami itu. Rata-rata kita memberi gelar "rendah" dan mereka "orang rendahan".

Padahal mereka kerja... apa bedanya dari sebagian kita yang masih honorer? 

Bukankah mereka juga disuruh-suruh? Bedanya mungkin, mereka mamakai "baju dinas" dan yang keliling memakai baju kumuh. Selebihnya sama. Sama-sama diperintah. Entah kalau dibandingkan penghasilan bulanannya, apakah sama?

Aku tidak sedang menggerenalisir kerja siapa-siapa, namun tengah mengajak kita untuk membuka paradigma pekerjaan itu apa dan betulkah sulit mencari kerjaan.

Daripada kita sibuk menyalahkan pemangku kekuasaan karena belum mensejahterakan "hidup kita" apa tidak lebih baik kita sibuk memperbaiki kualitas juga nasib kita. 

Sejatinya sejahtera karena usaha kita, bukan sekedar diberi oleh orang lain. 

Bisa jadi, yang mengatakan "sulit mencari kerja" itu mereka yang ingin kerja enak, gaji gede, hidup terjamin, masa depan cerah tapi gak mau kerja keras. Jangankan mereka, anak kecil pun tahu itu dan kayaknya mau deh seperti itu. 

Tetapi kan tidak bisa!

Hidup selalu punya ujian dan cobaan. Kita hanya bisa memilih antara berjuang atau kalah sebelum bertanding. Begitupula dalam mencari kerja, kita bisa kerja apa dan dimana saja. Asal niatnya bukan sekedar enak dan mengedepankan ego demi status diri; harus ada dasar kuat. Harus ada niat benar. Ini penting agar ada value. Ada pahala. 

Untuk apa sibuk kerja hanya numpuk harta sekaligus numpuk dosa. Untuk apa disebut "kaya", tetap saja hati gundah dan penuh nestapa. Apakah itu hakikat yang ingin kita kejar dan dapatkan selamanya?

Bukan berarti aku mengajarkan kamu untuk tidak bekerja dan lebih nyantuy dengan hidup statis tanpa warna? Bukan sama sekali. Kita perlu kerja, kita perlu usaha. Hal pentingnya bukan tujuan utama sampai melupakan ibadah pada-Nya.

Esensinya kita perlu mensinkronkan antara iman dan ikhtiar agar ada value dalam langkah. Tanpa itu, rasanya beku sekali hidup. Capek kerja, sibuk kerja, lelah kerja, tiap hari begitu sampai nafas tak lagi ada kita menyesali: andai semasa hidup tak begitu, mungkin tak begini hasilnya.

Nah, kira-kira masihkah bilang nyari kerja itu sulit? Wallahu 'alam. []

Pandeglang ||  12 Agustus 2021

Mahyu An-Nafi

Posting Komentar

0 Komentar