Paras dan Kamu

Mata itu, masih tetap menghantui. Sorot yang merunduk, sedikit senyum yang berhasil di potret netra. Sesekali aku diam, apa ini serius ada dan ditujukan padaku?

Iya, kamu yang tadi terus menatap netra dengan paras nan meruntuhkan jiwa. Rasaku acak dan tak terkendali, aku harus bagaimana? Bagaimana aku harus menyikap rasa itu?

Mungkin, ini rasa biasa. Aku saja yang terlalu berlebih memaknainya. 

Parasmu tetap terlihat di sini. Dan kamu tak tahu, dan yakin tak mau tahu, atau ingin tahu tetapi aku tak jua memulainya sedari awal.

Akan bagaimana semua di mulai? []

Posting Komentar

0 Komentar