Iya, kamu yang tadi terus menatap netra dengan paras nan meruntuhkan jiwa. Rasaku acak dan tak terkendali, aku harus bagaimana? Bagaimana aku harus menyikap rasa itu?
Mungkin, ini rasa biasa. Aku saja yang terlalu berlebih memaknainya.
Parasmu tetap terlihat di sini. Dan kamu tak tahu, dan yakin tak mau tahu, atau ingin tahu tetapi aku tak jua memulainya sedari awal.
Akan bagaimana semua di mulai? []
0 Komentar
Menyapa Penulis