Catatan Harian Nuys [5]

Lama-lama apa yang dirasa telah jadi candu. Seperti yang dikatakan Karl Max, bahwa agama itu candu. Tentu dia bicara dalam konteks dunia perekonomian yang tertatih bergerak. Sulit berubah. Jerit kelaparan  terdengar. Kemiskinan jadi tontonan, banyak yang lari untuk membenahinya.

Maka dia katakan agama itu candu. Tentu dalam konteks apa. Ini yang jarang di gali oleh para pelajar. Mereka lebih suka menerima ucapan mentah. Tanpa mau mengkaji lebih dalam pada sudut lainnya.

Di sini, di perpustakaan pondok aku tengah memikirkan hal ini. Aku bagian dari elemen pondok. Apa benar yang dituduhkan Karl itu benar atau hanya opini nyasar karena ketidaktahuannya.

Ini menarik sekaligus utopis. Apalagi bagi kami para pelajar. Selain esensil juga penuh makna. Apa sesungguhnya yang tengah dilirik orang kiri?

Kita orang Muslim tak usah tersinggung oleh kata-kata Karl, karena itu ditunjukkan bukan pada kita. Sejarahnya bisa kita cek pada data sejarah. Itu perlawanan pada gerakan imperium 'agama' yang memenjara para raja untuk berkarya. 

Di sisi lain mereka mengumpulkan harta sumbangan untuk memperkaya diri. Agama jadi alat pemuas syahwat. Tak ada esensi. Pura-pura.

Teori Max jadi gerakan perlawann. Kiri itu simbolnya. Untuk itu butuh kecerdasan juga pandangan luas agar kita tak terpedaya oleh isme yang beredar. Apalagi sekarang kita ada di masa abu-abu. Tak jelas mana yang coba menelanjangi dan mana yang akan membangun kulitas diri.

Tetap waspada dan tetap terjaga itu di antara caranya. (*)

Posting Komentar

0 Komentar