Jangan Hanya Minta Dia

Hidup selalu penuh misteri. Apa yang kita anggap akan terjadi belum tentu adanya begitu, terkadang terjadi di luar apa yang kita pikirkan. Tentang apa saja begitu.

Kita mengharapkan dia, siang malam jadi harapan. Dalam tidur jadi mimpi. Dalam kenyataan berharap cepat terjadi. Hari habis oleh pengharapan.

Telah dilakukan segala usaha, namanya jodoh siapa yang tahu. Doa-doa hanya untuk mendapatkan dia, dia, dan dia lagi.

Adalah tak ada yang bisa memastikan siapa jodoh kita. Kita disuruh berikhtiar. Bukan berarti memastikan untuk dan hanya pada dia. Bisa jadi, saat kamu disatukan dengan dia bukan tentram yang di dapat.

Hari-hari berat. Pikiran yang kusut akan temani jiwamu. Allah tahu kamu lemah. Untuk itu, Allah gagalkan kamu dengan dia atau tak jua menyatu dalam jiwa.

Jangan meminta jodoh pada satu nama saja, mintalah pada-Nya siapa yang baik untuk kita lagi ridha-Nya. Jadi, saat satu nama pergi dan tak menghiraukan kamu; masih ada nama lain yang Allah siapkan.

Allah ingin kamu fokus. Allah ingin kamu taat. Allah ingin kamu tegar. Mudah sekali bagi-Nya mengabulkan apa yang kamu harap, sebab Dia Maha Mendengar lagi Mengetahui.

Ada banyak cerita klise kita tahu. Ketika menghadiri walimah mantan, banyak yang amat sedih. Dunia sekan runtuh. Air mata seolah terkuras. Yang ada hanya tangis dan pilu. Rintihan tak berperi. Pada siapa lagi menghrap. Entah kalau diiringi lagu mungkin tambah menyayat jiwa.

Lebay!

Itu anggapan kita. Seolah itu akhir hidup. Kenyataannya, hidup tak terletak pada dia. Banyak cerita orang yang ditinggal menikah atau ditinggal mati sekalipun, hari ini tetap bertahan bahkan bisa move-on ke hati lain. Bisa bahagia juga.

Apa ini artinya?

Bahagia diri tak terletak pada dia. Dia hanya titik kecil dari luasnya kosmos. Saat pergi, dipastikan hanya sebagian kecil mengenangnya. Sisanya tak peduli atau tak kenal sama sekali.

Nah, itulah kenapa kita tak boleh "memaksa" Allah untuk mempersatukan dengan dia. Allah Maha Tahu, sedang kita sering luput untuk menggali hikmah berlandas otak dangkal kita.

Permintaan begini lebih aman dan selamat. Kalaupun dia pergi, kita bisa memahami sebuah takdir yang menyapa kita. Mungkin ini yang terbaik, kata hati kita. Bukan mengutuk atau mengingkari jalan cerita yang Allah tentukan.

Segala sesuatu tak ada yang sia-sia. Yang sia-sia adalah penerimaan kita pura-pura. Efeknya menyesak di jiwa dan membuat resah hati. 

Berdoalah : Ya Allah, pertemukan hamba dengan orang yang baik di sisi-Mu dan pantas bersama hamba. Kalau dia bagian yang baik itu hamba meminta dipertemukan di masa yang Engkau ridhai.

Jangan hanya meminta : Ya Allah, pertemukan dengan dia dan hanya dengan dia. Kalau takdirMu tidak dengan dia, maka pertemukan saja dengan dia.

Sungguh, itu sikap yang kurang beradab. Apa kamu pikir Allah macam manusia, yang sulit merubah takdirnya sehingga sering mengeluh. Allah tidak demikian, yang kamu harap kecil di hadapan-Nya, amat mudah merubah. Akan tetapi Allah punya aturan, dan sebaiknya kamu ikuti lagi terima. Di sana akan terdapat mutiara yang menyapa. Wallahu 'alam. (*)

Pandeglang 《》 21 September 2021

Posting Komentar

0 Komentar