Kalau Ayam Matuk Rizki Harusnya Sudah Kaya Dong

__
Jangan bangun kesiangan nanti rizkimu bakal di makan ayam. Begitu siloka atau pepatah tertua kita. Gak salah. Tiap generasi meyakininya. Termasuk kamu, aku dan mereka percaya. Intinya, harus semangat bangun pagi.

Anehnya Pidi Baiq suka bangun siang. Terus kalau ditanya kenapa tidak bangun pagi. Jawabnya ya 'gak apa, tapi tetap bisa bangun. Cuma siang. Aku bukan ngajarin. Aku pun sering bangun siang bukan kesiangan. Beda loh keduanya.

Lagian aneh ya, kenapa ayam mau sama rizki manusia? Padahal dia sudah diberi rizki oleh Allah, manusia diberi rizki dan semua makhuk memakai jatah rizki. Sejak kapan ayam itu serakah dengan rizki? Setahuku yang serakah itu mereka yang sudah digaji tinggi juga mendapatkan tunjangan besar. Kok masih sempat-sempatnya korupsi juga.

Kasihan ayam dituduh begitu. Kalau rizki manusia dicuri ayam seharusnya ayam jadi kaya dong. Setahu saya belum ada kajian terkait ayam itu bisa kaya. Jangankan kaya, punya uang enggak. Rumah pun dibuatkan pemiliknya. Singkatnya, ayam belum berdaya guna atas "kekayaannya". 

Baik mesin ATM, kendaraan pun pusat perbelanjaan dikhususkan buat "pemilik ayam" bukan "ayam-nya". Untuk itu pengkerdilan juga tuduhan tidak berdasar kepada ayam tak boleh diteruskan terus kepada generasi selanjutnya. 

Apa pasal? karena jelas melanggar hak asasi perhewanan. Kalau manusia punya HAM, mungkin mereka juga punya. Mungkin HAH (Hak Asasi Hewan). Selama "aktivis hewan", yang hewan beneran tengah memperjuangkan hak sesamanya. Pergerakan mereka memang kecil, tapi tidak mempan disogok terkecuali... kalau kelaparan!

Menurut Pak Ustadz, di langit entah ke berapa aku lupa, ada ayam raksasa yang kakinya menembus 7 lapis bumi dan kepalanya menyembul ke langit. Saat ayam itu menyuarakan tasbih maka suara itu direspon bersahutan oleh penduduk ayam di bumi. Koar itu menembus langit juga kegelapan mayapada. Hewan bertasbih menurut versinya. Hanya Allah yang tahu dan ayam itu. 

Kamu gak bakal tahu seperti aku. Sebabnya kita bukan ayam, ayam pun bukan kita. Sesama kita saja kadang gak saling memahami apalagi ayam dengan manusia, dua hal yang berjauhan seperti aku dan kamu. Ada sih yang saling memahami, itulah mereka yang jiwanya seluas samudra. Samudra cinta yang dituangkan para penyair dalam karyanya. 

Aku sekarang bukah tengah berkarya. Aku cerita ayam agar ayam tahu bahwa ada manusia yang peduli mereka. Kalau calon petinggi negeri berkoar akan mengangkat nasib orang lemah dan terpinggirkan. Setelah jadi, mereka lupa koar itu sehingga beras bulog penuh abu pun dibagikan. Siapa yang dirugikan? Lagi ayam disuruh menghabiskan, padahal wujud itu penuh batu, kutu juga bau. Yakin masih mau? (***)

Pandeglang |  25 April 2023   22.21

Posting Komentar

0 Komentar