Semua "Akan Bodoh" Berurusan dengan Cinta

__
Aku punya adik--sudah aku ceritakan tentang dia di beberapa tulisanku-- orangnya aktif di ormas pelajar. Membuat ia sok idealis. Sok logis. Sok-sokan. Walaupun jujur saja pantas untuk dia begitu.

Bisa dikatakan dia terlihat jijik baca novel yang roman, baca puisi melow apalagi. Sempat mengejek rekannya yang dimabuk asmara. Termasuk aku kakaknya pun kena pula ejek. Bayangkan aku, yang lebih dulu lahir di banding dia.

Aku yang lebih besar secara usia. Aku yang makannya dulu lebih banyak dibanding nya, sekarang ia muncul begitu. Heran sih. Kaget sih tidak heran.

Bumi memang berputar. Berputar sesuai aturan Pemilik Semesta. Adikku pun merasakan dan tahu: apa itu rasa; apa itu cinta; apa itu asmara; siapa itu Luna Maya; siapa Cinta Laura; siapa Qais dan Laila juga Romeo dan Juliet.

 Kini, sikapnya berbeda tak sekeras dulu. Dulu keras sekarang lemah di depan seseorang yang berbeda jenis kelamin. Jenisnya manusia juga.

Dia berubah melow. Jadi bucin. Siapa nyana, orang idealis pun di bawa nauangan cinta hanya jadi jongos atau hamba yang termabukan. Dia lupa, cinta tidak mengenal kelas. Karena cinta tak sekolah dan disekolahkan. Berapa banyak tokoh-tokoh besar mendadak "bodoh" karena uluran cinta. Intinya, cinta memabukan tapi bukan minum-minuman.

Kalau kata Imam Ibnu Hazm, "Cinta itu haram. Siapa yang bilang haram? Sedangkan hakikat agama adalah cinta. Dari Maha Cinta dibawa risalah-Nya oleh mulia, penebar cinta pula."

Aneh saja ada orang yang anti atau bahkan mengejek para pecinta sedangkan ia lahir dari buah cinta ibu-bapaknya? Ia besar dengan susunan cinta-Nya? Bukan bucin yang bermasalah tapi masalah bucin karena tidak tahu dasarnya. Itu soalnya.

Sekarang jadi soal, apa cinta bisa buat "bodoh" kita?

Bisa iya, bisa tidak. Tergantung kamu membawanya ke mana. Bagaimana menyikapinya. Dengan akal sehat atau sehati akalnya. Lalu, apa untungnya Qorun mempersombongkan kekayaannya kalau bukan karena "cinta"?

Terlalu banyak cerita yang dapat kita baca di buku-buku karena keajaiban dan keterpurukan sebab cinta. Nyawa terkadang  begitu murah karenanya. Aslinya aku malas menuliskannya karena honor tulisan meluncur entah ke mana. Haha. 

Untuk itu, jangan menyepelekan sesutau yang belum kita ketahui hakikatnya. Hakikat sesuatu akan diketahui kalau kita mau menggapainya dengan semangat 45. Seperti pahlawan kita contohkan.

Kalau bukan cinta pada nasib anak-cucunya juga keinginan merdeka dari belenggu penjajahan, untuk apa mereka berjuang? Mari berjuang dengan pikiran sehat, sesehat pikiran orang mulia. (**)

Pandeglang | 25 April 2023    23.19

Posting Komentar

0 Komentar