Cerita Puasa ketigabelas


"Terus, kamu jadinya kapan," kata dia dengan senyuman.

Aku serba salah menjawabnya. Iya kapan? Apa aku tahu. Bagiku apa yang akan alami itu rahasia takdirnya. Kalau keadaanku selama ini tetap seperti apa yang dia lihat, apa aku salah. Aku sungguh tidak tahu.

Aku sudah melakukan apa yang aku bisa. Aku berikhtiar semampuku. Kalau tidak seperti yang dia harapkan, aku harus gimana?

Di masyarakat kita banyak orang suka melihat kekurangan orang lain. Seolah itu kesempatan dinikmati. Layak untuk ditertawakan. Kita lupa, seperti apa perasaannya. Kita pun tidak memikirkan kalau dengan sikap kita tersebut dia melakukan apa yang negatif, kiranya salah siapa? 


Hidup itu memang keras, cuy. Kita dipaksa untuk menerima kenyataan dari orang lain. Aneh nya, apa orang lain mau menerima kenyataan kita?  Di sinilah letak kebijaksanaan diri. Orang besar ialah mereka yang memilih membesarkan jiwanya dari ocehan negatif, sesakit apapun itu.

Bagaimanapun tidak mudah. Tidak mudah inilah yang membedakan kita   orang besar itu. Kita tahu hanya sekedar tahu dalam aplikasi seringkali minus. Semoga kita mau berusaha meningkatkan kemampuan emosi agar lebih produktif, apalagi ini bulan Ramadhan. (***)

Pandeglang,  4 April 2023   22.35

Posting Komentar

0 Komentar