saat netra beradu

========

Kapan harap itu sampai pada peraduan, saat mata beradu pandang di siang bolong menjelang kau sembahyang dan aku akan pulang. Sosok yang cukup buat harap memuncak. Tapi siapa kau dan di mana kau, aku tidak tahu-- kita dipertemukan waktu untuk peristiwa yang monumental. Apalah daya tatapan lenakan tanya pada sosok kau nan jelita terutup masker.

Terlalu cepat mengharap pada hal sakral karena semua baru dimulai. Jangankan langkah, nama saja tiada tahu. Itulah rasa mudah sekali kabarkan perihal lirikan di siang menjelang sembahyang, pikiran melayang, harapun ikut terbang meminta pada Sang Maha Pemberi rasa sayang agar getar pada kau yang entah di mana sekarang.

Netra jendela hati. Hati tanda ada yang hidup di sana, menggelora kabarkan apa saja pada siapa nan peka. Risau tak usah dipelihara biarkan waktu kabarkan selanjutnya akankah ada pertemuan kedua untuk sambungkan harap yang buram. Hanya itu. (*)

==========

Pandeglang,  6/7/21

Mahyu An-Nafi

Posting Komentar

0 Komentar