UNTUK YANG TERLUKA

 Kalau kamu tetap begitu, mari kita simak suara yang akan dicipta...

Apa luka itu derita?

Kalau iya, maka apa kamu akan tetap di sana menyendiri, mengolah sunyi, manahan semua luka sendiri. Tentu tidak mau. Meski ada waktu kamu butuhkan untuk menata hati, tetap saja kamu harus membutuhkan teman untuk obati hari yang penuh luka itu. Karena manusia tidak akan bisa menyendiri tanpa ada pergaulan sesamanya.

Untuk itu, tak bisakah kamu melangkah untuk tidak sendiri? 
Melangkah tak selalu kamu harus pindah ke lain hati. Move-on hanya istilah untuk kamu berdiri, menatap semua dengan percaya diri, tanpa selalu menatap luka dengan dendam di sanubari. Ada saatnya kamu pegang lagi prinsip juga janji untuk meredekan sakit yang ada.

Tak semua harus kamu tangisi. Tak semua harus kamu takuti. Tak harus juga kamu pungut semangat yang telah pergi. Yang pergi biarkan pergi. Ambil semua makna sejatinya, untuk apa mereka pergi dan harus bagaimana memahami kepergian... ada masanya itu terjadi, ada saatnya kamu memahami.

Detik ini, tanyakan pada hatimu : apa alasan kamu tetap diam dan tak mau menerima semua ini?
Kalau kamu tak memahami, maka aku harapkan kamu lupakan dan bebaskan dari pikiran yang memenjarakan. Saat dia ingin pergi, mungkin itu cara terbaik dari Tuhan agar kamu tersadar bahwa ini saatnya pergi, dan percaya kamu mampu. Kalau nanti, mungkin rasanya semakin tumbuh, dan yakin kamu tak mampu menerima takdir yang menyakitkan itu. Kalau begitu, tak ada pilihan: terima yang terjadi.

Sulit memang, tapi kesulitan ajarkan kamu bahwa menjalani sesuatu selalu puny resiko. Tak selalu baik, pun selalu buruk. Ada saat harus berputar. Ada harus ditukar. Bukan perputaran itu yang masalah. Masalahnya bagaimana kamu bisa menerima apa yang terjadi dan menyikapi dengan sikap terbuka. Tanpa ada beban dan pikiran negatif. Pasti ada makna. Pasti ada arti. Tinggal buka saja pintu hati.

Pikirkanlah apa yang pernah terjadi. Bukan hanya luka. Bukan pula masa-masa sakit hati. Tetapi di mana kamu tertawa dan masih menjalani apa yang disebut "komitmen"  bersama... karena bisa jadi, di sana akan ada hikmah yang harus dan selayaknya terjadi. Harapnya kamu terima apa pun itu. Karena percayalah, dari sana akan ada berbeda, jikalau kamu mampu patahkan pikiran sempit lagi menghimpit jiwamu. Hanya kamu yang akan mampu melunturkan apa yang tak mengenakan hati. Karena kata pepatah, 'di bumi yang gersang mungkin hewan bisa terpanggang, tapi di sana unta tetap bertahan karena itulah makna kasih sayang". Demikian pula rasa dan kecewa akan jadi obat mujarab yaitu ketika dipeluk dengan damai dan jiwa akrab. (*)

Pandeglang,    21/7/21

Mahyu An_Nafi

Posting Komentar

0 Komentar