Gadis Kecil dan Sorotnya


Dia pedagang jajanan kering. Keliling pasar. Sering saya lihat dan temui, tak saya kenal apalagi tahu. Namanya entah. Hanya sorot mata kami sesekali bertemu. Dari sana saya menemukan sinyal, entah apa maksudnya.

Dia manis dengan kesederhanaan. Bajunya rapi. Matanya indah. Bisa jadi dia segan melihat saya atau mungkin ragu seperti saya yang juga curiga padanya. Tak pernah ada sapa. Hanya sorot itu beri tanda: apa dan kenapa.

Apa rasa itu mengenal usia? 

Saya tidak tahu. 

Apa rasa mengenal kelas sosial?

Juga tak tahu. Rasa kan sesuatu yang ada tanpa mengenal apa. Hadir tanpa disuruh mampir. Barangkali saya begitu, ada tatapan aneh di mata itu yang masih saya telanjangi untuk di dobrak esensinya apa.

Mungkin saya saja terlalu berlebih memaknai. Terlalu genit menyingkap tirai rasa. Pada jadinya hanya takdir akan tuntun pada jalan-Nya.

Tak usah ragu dengan apa kamu menyapa
Dunia akan tuntun di sana
Nasib dan semua hanya fana
Di mata-Nya tetap sama saja
Jangan tangisi dunia nan penuh duka
Percayalah di sanalah ada,
Makna dan mimpi istimewa.
 
Demikian saya yang tengah menata rasa yang entah mudah meraba pada mata dan gerak dia, sejatinya tak tahu apa itu nyata. []

Pandeglang || 12 Agustus 2021

@mahyu_an_Nafi

Posting Komentar

0 Komentar