Terus Mencarimu

Hari ini cerah, secerah rasa yang terus menggelora. Di sini, aku masih mencarimu. Mengikuti jejak kakimu. Terus memburu apa kiranya ciri dirimu.

Kucari dan terus dikejar-kejar, 
Dirimu

Kutengok di Masjid, 
tak jua ada.

Kutengok Musolah,
tak ada jua.

Kucari di Pondok Pesantren,
tak muncul juga.

Kucari di pinggir dan pelosok jalan,
tak ada sinyal juga.

Di tempat kuliah atau kantoran,
tak ada jua.

Di sosial media,
Entah aku ragu

Kamu di mana, apa tadi yang serupa mentari. Menari di kepala dan terus hantui jiwa-jiwa sepi. Terus mencari api yang padamkan asa di jiwa.

Kamu di mana, aku menanti sampai lupa kalau aku sendiri. 

Aku merasa sepi, sunyi memungut rindu yang tak dipahami.

Terus merasa iri pada mereka yang tlah satukan hati. 
Ya, sampai nanti, kita pegangi pita pemersatu.

Apa di sana kamu rasai semua ini, sebuah tanya yang tak lagi butuh jawaban. Menunggu tak lagi butuh pertemuan. Merasa tak lagi butuh istilah persamaan.

Kita butuh ialah kepastian. Entah, ini mungkin selayaknya kita pahami sebuah perjalanan dari rentetan kata yang akan cerita menakjubkan. Di sebuah masa yang cerah. Untuk kita dan anak cucu kita... di buku keabadian. []

Mahyu An-Nafi |  14 Agustus 2021

Posting Komentar

0 Komentar