Logika Aneh Antara dilecehkan dan Pelecehan

 sumber alinea. Id

Kita patut miris dengan angka pelecehan yang cukup mengerikan, terlebih macam begal payudara dan sejenisnya yang amat merambat. Ada banyak sebab-musabab dipaparkan pada pakar, rasanya mudah sekali kita temui. 

Namun ada hal yang kadang buat saya heran, dan pernyataan ini sering terulang, "pelecehan itu terletak bukan di pakaian tapi di otak dan hati loe yng mesum!"

Singkat kata itu benar dan sama sekali terlihat sempurna. Tak ada bentuk perbuatan tanpa ada niat. Dan niat itu adanya di hati, naik ke pikiran dan pastinya otak. Buahnya di perbuatan. Itulah rumus jalannya. 

Tapi serius begitu? 

Padahal sesuatu terjadi bukan karena niat pelakunya tetapi karena ada kesempatan terbuka. Maka tetap waspadalah! Ingat itu siapa itu?! 

Hal ini seperti kasus yang menggelinding menyentak Hotman Paris yang terganjal di laporkan mantan asisten pribadinya karena kasus pelecehan seksual. Pengacara beken itu disangkakan melakukan perbuatan amoral.

Hotman pun bereaksi bahwa itu hanya pansos. Karena toh dia yang pernah ngirim foto seksi dan upaya lain. Lagian tiap hari pakaian mini itu apa tidak jadi pikiran?

Bukan ingin mendukung Hotman Paris, itu urusan dia. Tak ada urusan dengan saya, benar atau tidaknya perlakuan itu biarlah nanti hukum memutuskan. Bagi seorang pengacara macam dia rasanya ini bukan problem besar.

Hanya saja, aneh dan bingung kepada wanita yang doyan pakai pakaian mini kenapa marah dilecehkan orang-orang? Bukankah pakaian itu sudah jadi bukti memancing minat orang menelenjangi dirinya? Karena pakaian itu bagian dari pandangan orang terhadapnya, kenapa marah? 

Saya masih ingat saat sales rokok di pasar berpakaian mini marah-marah di video dan foto bagian intimnya oleh seorang pedagang. Dia amat emosional dan malu. Si pedagang pun kikuk. Anehnya, kok saya pengen ketawa?! Entah ini rasis atau apa. 

Sederhananya bagi saya, kalau tidak mau dilecehkan orang kenapa tidak bisa memantaskan diri dengan pakaiannya. Memang ini bukan jaminan tapi setidaknya menutup imajinasi lepas lelaki yang berpikiran omes. Apa yang terlihat itulah awal memandang kita. Itu namanya citra. 

Untuk itu bangunlah citra baik kalau ingin dapat citra baik dari orang. Mulai dari hal-hal kecil. Semoga dari sana ada stigma positif. Terlebih pastikan iman dan Islam menggelora di dalam dada. Dari sana akan ada tuntunan pada jiwa. Insya Allah. (***)

Pandeglang,   14/5/22

Posting Komentar

0 Komentar