Curhatan UYM Viral: Ada Yang Meradang dan Senang, terus Kamu?

Jagat maya kembali digegerkan curhatan panas dai kondang ibukota. Yang mana dalam curhatan itu, beliau nampak emosional dan tak terima dengan tuduhan orang terhadapnya.

Kontan saja curhtan itu meledak. Tak butuh lama banyak yang men-judge cicit Ulama Betawi itu. Dari skala biasa sampai menuduh "terkena adzab" dari Pemilik Arasy.

Bisnis yang digeluti dituduhkan bermasalah, bodong, lagi fiktif. Paytren yang di awal kemunculannya sempat disambut ceria kaum santri makin ke sini mengalami gejolak.

Lalu masalahnya apa?

Sebenarnya gak ada, kan di video itu beliau hanya curhat. Namanya curhat kan normal. Manusiawi. Benar di awal omongan amat bombastis tapi seterusnya ada ketawa sambil bercanda juga.

Siapapun bisa marah dan boleh marah, kan? Ya sudah. Meskipun memang yang harus digarisbawahi ialah gaya curhatan beliau dan kenapa harus di gadget?

Pastinya dong punya alasan dan bisa jadi sengaja atau bocor. Kalau sengaja, ya harus intropeksi. Dan itu sudah disampaikan dalam akun medianya. Kalau bocor, juga perlu menata diri dan cari motif penyebarnya.

Kok mau nyebar kenapa? Apa mau nasi uduk? Nyari uang rokok apa ngopi? Apa cuma numpang tenar? Kan gitu sederhananya. Udah dong di bawa mudah saja.

Secara pribadi kita pun sama harus mau intropeksi diri. Terlepas dengan masalah yang membelit Ustadz Yusuf tersebut, kita pun jangan lupa dengan sumbangsih dan kontribusinya untuk agama, bangsa, dan kaum duafa.

Darul Qur'an misalnya telah banyak melahirkan banyak penghafal di seantero negeri. Santrinya mungkin sudah ada 10.000 lebih. Pan itu istimewa sekali.

Bayangkan hanya untuk makannya saja per tahun membutuhkan budget 50 milyar. Waw, itu baru makannya loh!

Nah kita sudah berbuat apa? 

Seperti apa yang dikatakannya dalam kata maafnya di medsos bahwa teman-teman jangan seperti saya. Singkatnya, belajarlah dari apa yang alami agar kalian selamat. Jangan hanya menghujat tanpa esensi apa-apa.

Nah, ini opini saya dan entah bagaimana pandangan kamu? Monggo kita diskusi. Wallahu 'lam. []

Pandeglang | 11 April 2022

Posting Komentar

0 Komentar