Luka Bonyok Ade Armando Itu Peringatan Untuk Siapa?


Sampai kini masih menjadi pembicaraan siapa dalang dan apa motif pelaku pengeroyokan terhadap dosen nyentrik itu. Banyak yang menyimpulkan apa yang menimpa Ade itu akibat dari suara vokalnya selama ini.

Hal itu tertedeksi dari muatan cacian ibu-ibu berkacamata dan suara yang samar diberitakan banyak media online. Dengan kondisi babak belur Polisi berhasil menyelamatkan Ade dan tengah memburu serta menguak tabir : siapa dalang makar terhadap jiwa bebas Ade itu?

Secara pribadi saya menyesalkan atas insiden keroyokan tersebut. Bagaimanapun kita gak bisa membenarkan laku anarki. Sebagai bangsa beradab dan memiliki hukum positif, selayaknya problem yang ada diselesaikan dengan cara dan tuntunan hukum yang ada.

Gak bisa melakukan tindakan sakarep dewek apalagi merusak serta menghilangkan fisik sesama anak bangsa. Saya tidak habis pikir dan amat kaget, kenapa ada yang membenarkan laku amoral itu sedangkan bangsa dan agama yang kita cintai jelas mengharamkan perlakuan barbar demikian.


Saya banyak tidak sejalan dengan jalan pikiran dan argumentasi Ade, saya rasa banyak elemen umat merasakan itu. Kita tak bisa menutup mata, banyak omongan Ade yang terlalu kontroversi dan bablas dari kebebasan yang ia suarakan.

Untuk itu, wajar ada banyak suara bersyukur atas peristiwa naas yang menimpa dosen yang sering disebut buzzer tersebut. Itulah harga atas omongannya, itulah "adzab" setimpal atas sikapnya selama ini. 

Lepas dari itu, kita harus jujur melihat persoalan. Rasanya tidak manusiawi "mengutuk" seseorang dengan mengeroyok dan menelanjanginya atas dosanya selama ini, sedang urusan dosa dan pengampunan bukan ranah manusia.

Kita sudah punya penegak hukum dan kebenciaan harus ditempatkan pada porsinya masing-masing. Perbedaan pendapat selayaknya tidak boleh membenarkan sikap bablas dan kemungkinan menghilangkan nyawa manusia.

Saya bukan pendukung Ade Armando, hanya saja rasa kemanusiaan saya tercungkil menyaksikan tubuh tambun babak belur dengan bercak darah di wajah, celana dalam terlihat, dan lunglai dituntun aparat kepolisian. 

Betapa lemahnya manusia. Betapa lemah Ade yang biasanya garang mengomentari realitas sosial sampai LGBT yang di nash haram di kitab suci dengan berani "membolehkan" atas asumsi liberalnya.


Betapa Allah Maha Baik pada hamba-Nya. Tidak hanya pada siapa yang taat, pada mereka yang suka usil pada aturan baku-Nya tidak serta merta Allah menurunkan adzab. Tidak, tidak. Allah tidak sekejam dan segalak Allah itu.

Apa yang terjadi pada Ade bisa jadi sentilan "tangan Tuhan" agar kita bisa berhati-hati berbicara dan bersikap. Pasca kejadian memilukan ini Ade dkk. hendaknya bisa lebih bijak berbicara lagi bersikap.

Bukan hendak mengancam apalagi membelenggu aktivitasnya seperti biasa, akan tetapi meminimalisir konflik macam kemarin di unjuk rasa, Senin ( 11/4/2022).

Semoga kita bisa terus belajar dari peristiwa di ruang sosial dan berusaha memperbaiki diri lewat muhasabah. Semoga Ade Armando cepat sembuh dan keluarga serta teman dekatnya diberi kesabaran. Kira-kira gimana menurut kamu? (*).

Pandeglang, 12 April 2022

Posting Komentar

0 Komentar