Review Film JHUND


Film yang dirilis di tahun 2022 layak untuk kamu tonton. Film bercerita tentang perjuangan seorang guru yang terketuk jiwanya menyaksikan ketimpangan sosial. 

Kampus tempatnya mengajar berdekatan dengan kampung kumuh. Vijay nama guru itu, bermodal nekat ia mengajari para pemuda urakan di sana dengan imbalan uang. 

Siapa yang akan mau dilatih olehnya, akan dibayar uang. Melatih pun modal terpanggil karena dia melihat kapasitas kemampuan pemuda di sana cukup berbakat.

Vijay ini guru olahraga atau pelatih resmi di kampus itu. Dia ingin mengelola para pemuda agar bisa lebih produktif. Kampung yang kumuh dengan kebutuhaan banyak sering memantik laku kriminal. Pertarungan antar geng memicu permusuhan akut.

Para pemuda ini pun berhasil ditata dan di didik guru Vijay. Mereka dilatih secara profesional. Meski tadinya dibayar, namun Vijay lama-lama mengundurkan diri karena tidak mampu membayar. Ternyata, itu hanya siasat Vijay agar mereka yang dilatih tidak terpaku pada bayaran. Murni terpanggil untuk mengolah bakat.

Sehingga karena saran dari anak didiknya dia meminta izin pihak kampus untuk bisa mengadakan turnamen sepakbola antar tuna wisma atau sejenis turkam. 

Turnamen ini pun banyak diikuti peserta. Mereka antusias. Meski banyak rintangan dan tuduhan tak berdasar padanya, ia bisa membuktikan bahwa itu murni peka terhadap realitas sosial yang jomplang. Ia sempat kecewa atas tuduhan itu tapi tak ingin kalah.

Sampai akhirnya turnamen itupun sukses berlangsung dan mendapatkan pemenangnya. Banyak apresiasi dia dapat. Termasuk dari pihak kampus yang tadinya meragukan niatnya mengadakan turnamen. Hal ini melambungkan namanya di publik dan memberi kepercayaan besar pada pemuda urakan yang tadinya dianggap sebelah mata.

Atas kejadian ini, anaknya sulungnya yang pengen ngebet kuliah di luar negeri pun menggagalkan keinganannya menyaksikan kegigihan ayahnya dan sadar terhadap kondisi ekonomi keluarga. Malah dia membantu ayahnya membina para pemuda tersebut.

Kejutan terbesar dari ini adalah turnamen yang mereka kelola dapat bidikan asosiasi sepakbola dunia. Mereka secara khusus untuk bertanding di Olimpiade. 

Namun muncul masalah terkait tentang bagaimana mengurusi admintrasi. Karena ada banyak dari mereka punya catatan kriminal dan belum punya surat kependudukan. 


Endingnya mereka memang berangkat ke olimpiade mewakili negaranya India. Walaupun menggantung tapi film ini sukses memotret realitas sosial India atau bisa jadi negara berkembang pada umumnya. Bagaimana problem akut bangsa dunia ketiga. 

Tanbih


Pertama, sarat kritik sosial. Bagaimana PR besar negara yang belum rampung. Sisi lain itu tugas negara, di lain sisi lain perlunya warga negara berkontribusi memperbaiki kondisi bangsa yang belum ideal. 

Kedua, melatih kepekaan. Siapa nyana sukses itu milik dan hak semua. Tak peduli kelas sosial, di atas bumi semua sama punya hak. Film ini melatih kita agar lebih peka terhadap lingkungan sekitar.

Ketiga, jangan menyerah pada nasib. Sesulit apapun hidup bu harus terus dijalani, hadapi, dan dinikmati. Jangan menyerah dan memilih jadi orang kalah. Kemiskinan bukan alasan kita berhenti untuk optimis memandang masa depan.

Demikian apa yang penulis uraikan. Untuk lebih lengkapnya silakan menonton filmnya ya. []

Pandeglang | 252|5|2022

Posting Komentar

0 Komentar