Edisi Curhat Emak (1)

Keceriaan anak-anak bukan anak Emak. (Dokumentasi pribadi)


# Pertama
Aku sering disebut Emak oleh delapan anakku. Anakku delapan itu buah cintaku dengan suamiku. Sah dan aku lahirkan dengan mimpi. Harapku agar mereka tumbuh dengan sehat, pemikiran baik dan nanti bisa jadi kebanggaan.

Sedari kecil aku didik dan jaga. Mereka seperti diriku dan memang bagian diriku. Punya anak delapan di zaman ini seperti makan baso penuh dengan sambal dan cuka gitu. Tahu kali ya?

Tapi aku bangga memiliki mereka. Aku rasa mereka pun bangga, insya allah. Dua anak gadisku sekarang sudah tidak perawan karena mereka sudah dipinang secara hukum negara dan agama. Aku dihadiahi tiga cucu. Masya Allah, senang banget. Alhamdulillah di usia menjelang lima puluhan aku diberi umur panjang dan meminang cucuku. Punya mantu, ada cucu, suami yang perhatian, dan delapan anak yang berbaris di sampingku.

Anakku sudah besar, dua sudah menikah sisanya belum. Lima perjaka gagah masih ada di rumah. Terutama sulung dan adiknya si sulung. Sulung bukan namanya. Sulung anak first kalau versi kami. Pertama aku lahirkan maksudnya. 

Sebagai Emak dengan perkembangan anak perjakaku yang makin besar, ada hal buatku berpikir, selain makan dan pendidikan adalah mengenal jatuh cinta. Anakku sudah mengenal cinta. Alhamdulillah aku bahagia. Tandanya normal, kan, cintanya pada pada wanita lagi.

Cuma itu, aku masih belum leluasa dan plong kalau terlalu serius. Selain karena masalah finansial juga mental, rasaku belum yakin. Aku yakin memang harus tapi tidak sekarang. Si sulung memang anakku dan aku belum yakin untuk sekarang melepaskan dari genggaman ku.

Aku takut, takut ia terebebani lantas kalah oleh himpitan masalah.. Walaupun aku tahu, anak wanitamu adalah milik suaminya dan anak lelakimu adalah milik peradaban. Biarkan ia tumbuh dan bertarung dengan aneka ujian, nanti bangun dengan prinsip juga langkah tegap. 

Aku tahu itu, untuk saat ini biarkan mereka rasakan cinta itu dulu. Semoga nanti terbuka hatiku untuk yakin bahwa kalian layak untuk lepas dari pangkuan Emak. Jangan minder Nak, yakin dengan mimpi dan asa kalian, semoga puisi di bawah bisa buat kalian semangat.

Anak Emak
--
Kalian memang bukan anak konglomerat,
yang dibesarkan oleh sanjungan juga kemewahan
Kalian Anak Emak, yang punya mimpi dan semangat
dijaga oleh kerinduan
Dipeluk dengan segenap cinta

Berdirilah gagah seperti Arjuna
Tatap masa depan
dengan percaya juga yakin
Pelihara mimpiku

Takutlah saat kamu bohong
Tak usah gusar saat kamu benar
Berani jujur kalau benar
Berani tanggungjawab saat berjanji
Itu sikap laki-laki
Sikap anak Emak tersayang
Pasti

Saat kau menemukan belahan hatimu,
Jaga itu Nak!
Sekali kau sakit emak pasti sakit
Sering dia sakiti emak pun sakit
sakitnya emak buat sakti
Tidak mandraguna

Rasa sakit biar kau kentuti
Rasa perih tidak kamu kutuki
Rasa-rasa biar jadi kamu
Pahit sekarang manis di belakang

Anakku sayang, 
Jadilah penyayang
Jaga Iman di dada
Pelihara ilmu di jiwa
--

Pandeglang, 2 Juni 2023.    14.30

Posting Komentar

0 Komentar