Segelas Kopi dari Om

Ajak ngopi dari Om belum kesampaian. (Sumber Pribadi)

Setelah rehat dan meminang belahan hatinya, Om pergi lagi nun jauh ke sana. Siang tadi dengan restu dan tangis cinta, Om ke Lombok lagi!

"Kapan ke sini, kumpul-kumpul sama keluarga di sini," katanya padaku lewat chat-an yang beberapa kali mampir.

"Kalau ke sini, Om pengen ngajak ngopi bareng," pintanya.

Aku bukan tak tahu arahnya ke mana, cuma kadang jujur itu buat malu. Aku malu untuk jujur paling cuma bisa cengengesan sok manis, "Nanti juga ada waktunya Om," jawabku yang agak klise. Hihi.

Sebagai sama-sama lelaki aku pun sadar mungkin Om pun kadang khawatir, ya khawatir ponakannya dirindukan oleh laki-laki baru. Laki-laki yang katanya anak Emak, yang belum jelas asal usulnya dan pandai merangkai kata. Mungkin takut, kalau gadis manis itu tergores hatinya. Apalagi jarak yang cukup jauh jadi pertimbangan, sejauh mana keseriusannya.

Untuk itu, aku menaruh hormat sekaligus segan. Segan pada Om, bukan takut. Mana mungkin takut, Om yang selama ini buat dia kuat dan tersenyum. Bagiku, melihat dia tersenyum saja sebuah nikmat dan itu di antaranya karena orang sekitarnya.

Om pun harus pergi, ya berjuang lagi. Semangat ya Om, terbesit ingin pula mengembara seperti Om. Setidaknya untuk sekarang baru ingin, ingin yang terus disiram dengan doa-doa dan catatan. Entah nanti saat pintu takdir terbuka, akan ke mana kulabuhkan mimpi ini?

Makasih Om selalu peduli sama dia, gadis manis itu. Dulu yang begitu lucu dan imut tapi maaf, sekarang ia harus tumbuh dan berkembang. Ada yang harus ia lakukan untuk diri dan masa depannya. Kita gak bisa "membiarkan" ia "tetap polosi" (sebutan yang sekarang pasti buat ngambek loh Om, hihi) dia perlu bekal untuk bertahan hidup. 

Itu yang pernah kita bicarakan, waktu Om lajang. Hihi. Sekarang Om bersama isteri yang sempat ia "merasa kehilangan" om di sisinya. Meskipun ada aku, Om selalu spesial di hatinya. Sudah seharusnya sih begitu, aku gak cemburu dan tidak pantas juga. Hihi.

Maaf, ajakan Om untuk ngopi bareng belum terlaksana. Eh, Om harus berjuang lagi. Mungkin nanti ya Om, semoga ada rizki dan waktu lebih, jadi bisa leluasa ngobrol-ngobrol. Doanya aja.

Apa sudah sampai di Lombok sekarang, Om?

Alhamdulillah kalau sudah, kalau belum moga selamat ya. Om, aku izin chat-an dulu ya, sama ponakan Om. Selamat istirahat. (***)

Pandeglang, 22 Juni 2023

Posting Komentar

0 Komentar