Catatan Maulid 2024 di Kampung Saya

dokpri dari panitia.


Kalau tahun kemarin saya menulis tentang maulid di kampung saya, tahun ini rasanya perlu menulis pula catatan soal itu. Meski pun gak penting amat dan gak berarti apa-apa sih, tapi perlu untuk dokumentasi momen.

Saya gak tahu, momen mana yang harus saya tulis. Tema atau nilai mana yang perlu dibahas. Sekilas lalu, format acara tetap begitu kok. Tentu saja, saya tidak berani menyimpulkan monoton, ya.

Namanya acara di kampung, trennya lebih kepada tradisi bukan fokus ke esensi. Tak ada nilai yang perlu direvisi. Mungkin yang perlu diapresiasi ada upaya menciptakan kaderisasi di protokol acara.

Sekarang mulai diberi ruang santri muda ke panggung acara. Dulu kan, biasa dipastikan hanya diberikan ke para senior. Ini kemajuan yang semoga makin baik lagi.

Soal besek, apa yang perlu dibahas. Tapi tahu ini saya jadi orang merdeka karena merasa khidmat melihat acara. Dengan begitu tidak dibebani dan terbebani dengan amanah soal acara. 

Mungkin yang agak kurang sempurna pengisi acara, dalam hal ini penceramah yang kurang ge-er, kata para pemuda. Penceramah yang agak menoton, terlalu asyik menaikan ritme suara tanpa terjalin komunikasi antar pendengar dan kiai.

Sedikit yang saya catat, kiai memaparkan cinta nabi dengan keimanan. Pemaparan soal itu cukup panjang. Sayangnya, entah karena saya kurang fokus atau bingung dengan pemaparannya jadi tidak menangkap poin petingnya apa.

Jamaah yang hadir sendiri tak kurang dari 2.000 jamaah dari berbagai kampung. Jumlah pastinya entah berapa. Untung besek aman, karena masih tersisa 500-an besek, dan itu sempat pula dibagiakan kembali.

Kesimpulannya dari acara itu, saya suka persatuannya. Meskipun belum kentara betul ya. Misalnya istilah girang dan landeuh masih nyaring terdengar, padahal maulid itu hajat sekampung bukan antar RT. 

So, semoga tahun depan lebih ramai dan esensial lagi. Sukses buat panitia inti yang kerja keras meluangkan pikiran, waktu dan tenaganya untuk mengorganisir acara agar berjalan baik dan lancar. Wallahu'alam. (***)

Pandeglang, 3 Oktober 2024  22.38

Posting Komentar

0 Komentar