 |
| dokpri. |
Sebelum terlelap ke alam mimpi, aku mau menulis dulu. Merenungkan apa yang sudah aku alami untuk diperbaiki di hari esok, jika jatah umur masih ada.
Seperti kata Imam Ghazali, sebelum tidur dianjurkan untuk tiap muslim untuk menulis wasiat terus di simpan di bawa bantalnya. Sebab, kita tak tahu usia, bisa jadi saat kita tidur itu Izrail datang merenggut sisa nafas dunia kita menuju alam keabadian.
Al-Qur'an sendiri menyebut tidur proses keluarnya ruh dari jasad. Proses tidur itu seperti kematian, bedanya saat mati ruh tak lagi dikembalikan pada jasad. Sedangkan saat tidur, ruh memang keluar tapi nantinya dikembalikan lagi ke jasad.
Untuk itu, persiapkan dari sekarang amal apa saja yang kita investasikan untuk di alam abadi itu. Kumpul bekalnya, luruskan niatnya dan konsisten lakukan semampu kita. Semoga dapat rahmat dan barokat-Nya.
............
Hari ini, aku harus lagi belajar lagi meredam emosi. Mengerem kemarahan. Ada hal yang bikin jengkel, mau ditahan kesal, tidak ditahan greget.
Adikku nomor ke tiga katanya sedang memikirkan akan ikut pelatihan men-servis hape. Di sana sekitar 2 digit bayarnya. Tempatnya di Semarang. Tidak hanya itu dapat rangsoman juga, makan, istirahat dan jaminan sampai bisa. Entahlah begitu.
Adikku nomor 6 sedang galau sedang memikirkan formula menjadi MC di acara calon bupati Pandeglang, di kafe dekat kampusnya. Sepertinya sih acaranya sekarang, stress memikirkannya hampir dua hari. Proses terkadang tak menipu hasil.
Adikku yang ketujuh sedang serius belajar matematika dan rumusnya. Ternyata, belajar matematika misah katanya, modal tutorial di YouTube. Betapa teknologi memudahkan akses ya.
Adikku yang bungsu justru lagi heran sama sikap teman-temannya yang mudah sekali misuh dan kisruh, gara-gara tak main bareng. Terkadang terjadi bullying walaupun non verbal ya.
Jadi ingat, adikku yang ingin ke Semarang. Aku sih gimana Emak saja. Tadi meminta izin ke aku, ya aku jawab diplomatis. No comen! (*)
Pandeglang, 15 September 2024 00.07
0 Komentar
Menyapa Penulis