Greget: Apa Kerudung Itu Adat?

Hmm, greget pada apa yang dia lakukan. 

Ceritanya gini, saya masuk dalam grup murottal dan di sana ada yang 'sengaja' meng-aploud foto pribadi. Ada yang bereaksi, coba meluruskan.

Dan yang meng-aploud tidak terima diluruskan. Malah menyangkal dengan alasan. Saya terusik, untuk itu coba mengomentari. 

Grup itu ruang umum, artinya seluruh anggota harus diberi pemahaman terkait kenyamanan anggota. Nah, ini perilaku memasang foto dengan lanjutan kata-kata 'merasa benar' bagi saya mengusik kenyamanan.

Bukan soal agama atau adat saja, tapi etika diterabas pada pembenaran pribadi. Meski di sana masih abu-abu, apa yang bersangkutan memahami bahwa menebar foto---baik foto tengah di rumah tanpa kerudung atau bukan--- terlarang secara aturan agama. Apalagi  nyata sudah balig lagi berakal.

Tapi sedikit greget dengan ulah admin. Niatnya mungkin menengahi tapi ya itu, tidak sreg di hati saya.

Apa itu salah?

Ya, mungkin jiwa saya yang belum stabil memang, kadang begitu. Inginnya memperdebatkan karena ada hal nyata di sana telah dilalaikan. Tapi ya sudah, tak baiknya juga memperdebatkan sesuatu tanpa esensi.

Lagian bahasa saya di sana jelas, tidak memancing kisruh. Seringkali keki terasa kalau mendengar orang bicara perkara agama--- yang amat sensitif, hanya bermodalkan katanya.

Apalagi arahnya ingin membenturkan budaya, arab-nusantara. Seolah kerudung bukan ajaran Islam. Kerudung itu produk budaya TimTeng yang tak ada Syara' mengaturnya. Mau pakai atau tidak, itu bukan ruang agama untuk membicarakan.

Sampai di sini, ada hal paradoks terjadi. Ketidaktahuan dijadikan dasar untuk menghukumi sesuatu, itupun modalnya, hanya katanya.

Padahal ruang debat, privasi, dosa, sebutan ahli qur'an, itu punya porsi berbeda. Saat ada kelalaian terjadi, apa salah kira luruskan? 
Saat ada yang harus dibicarakan, apa salah debat dalam makna sehat?

Tapi semua kembali sudut pandang yang kita gunakan. Sikap saya di sini jelas, hanya meluruskan. Betapa banyak gerakan yang coba mempreteli aturan Qur'an dengan modal agama itu urusan pribadi. Selebihnya, wallahu 'alam. (*)

Pandeglang |  18 Oktober 2021

Posting Komentar

0 Komentar