Curahan Untuk Bu Guru

Ilustrasi curahan hatinya. (Sumber pribadi)

Semangat Malam Bu Guru, 

Boleh aku menceritakan rasaku, di sini. Dalam sunyi malam dan senyap jiwa dari keramaian peradaban.

Bu Guru Manis, 

Tiap kita pasti punya masalah. Masalahnya mungkin berbeda, bentuknya sama saja; ujian dari-Nya. Sekali pun kita berusaha menjauhnya bahkan mengutuknya tetap saja itu keharusan. Kamu tahu aku punya masalah dan kamu punya, terus apa yang dapat kita lakukan?

"Bapak sakit, hem, sekarang tengah di rawat," katamu mengabarkan dengan emot tersenyum.

Cukup tersentak membacanya, ya bapak sakit lagi. Aku tidak bisa berbuat banyak, lagi-lagi jarak terlalu jauh membuat hanya menyambung doa. Itulah selemah-lemahnya usaha. Kamu takut aku cemas, yang seharusnya kamu cemaskan adalah jiwamu, dirimu. 

Aku cemas wajar, ada hatimu di sini yang inginku baik-baik saja. Di sisi lain aku harus menghargaimu yang "ingin telihat" kuat dan tabah. Aku tahu hatimu remuk, tidak baik dan serba salah. Belum lagi dengan keadaanmu yang baru bangun dari mimpi buruk dan peristiwa melelahkan kemarin. Itu tidak mudah, apalagi berusaha tersenyum saat perihnya masih terasa.

Aku bersyukur kepada Allah, selalu menguatkanmu di sana. Berusaha untuk terus belajar, berlatih dan membangun pribadi yang lebih baik. Sedikit demi sedikit mengubah apa yang harusnya diubah. Prosesnya tidak sempurna semoga hasilnya tidak mengecewakan.

Jujur ya, kemarin aku agak kehilanganmu di saat-saat biasanya kita berbincang hangat menikmati waktu luang yang sempit, belum terpotong jaringan yang jelek atau kesibukan yang buat kita selektif memilih waktu chat-an. Aku berprasangka baik mungkin lagi sibuk atau hal yang perlu dilakukan.

Dan ternyata, itu karena bapak. Hemm, seseorang yang tidak ingin lelah menjaga juga mencintaimu. Kamu cemas, tapi berusaha untuk tidak menunjukkan itu padaku. Tidak, aku tidak marah sama sekali. Justeru sebaliknya mengagumi sekaligus merindukanmu agar di sana baik-baik sayang.

Jangan terlalu cemas akan masalahmu, jangan berpikir yang negatif sehingga meruntuhkan jiwamu. Bangun dan yakin akan janji-Nya, setiap datang satu masalah Allah punya 10 solusi dibelakangnya. Badanku memang tidak bisa hadir di sana apalagi mampu kau peluk untuk meredakan sendu di hatimu, percayalah, separuh jiwaku ada di harimu. Jaga itu dan pahami itu.

Sendiri itu untuk mereka yang memahami dirinya dan orang sekitarnya. Aku tahu, mungkin ada yang berharap agar kamu tetap menjadi gadis kecil yang manis lagi imut agar tetap memberi keceriaan pada mereka. Tetapi aku tidak mau, apa yang kamu alami sudah sepantasnya dipahami untuk kamu... mulai bangun dan menata apa yang kemarin ditinggalkan.

Ada Allah yang selalu pengasih pada hamba-Nya. Ada orang sekitar yang setia mencintaimu apa adanya. Dan ada yang tidak diam ingin memelukmu dengan ungkapan cinta, yang hanya ingin kamu yang tahu. Dia manusia yang punya mimpi, sesekali memujimu dengan baik-baik kerinduannya.

Mungkin di luar sana ada orang yang terpuruk karena masalah yang terus mendera. Mencari siapa yang tulus mencintainya dan perhatian kepadanya. Tragisnya belum bertemu sehingga memilih hanyut di keterpurukan atau kegelapan. Cemas dengan hari esok, takut dengan masa depan.

Padahal cinta harus dicari atau sedikitnya membuka kepekaan diri, ada banyak yang mencintainya tapi sayangnya ia belum tersadar tertutupi oleh kegelapan hati. Kuat manis, sehat di sana. Jaga diri untuk terus kuat menerima takdirnya. 

Selamat berjuang, Bu Guru! [*]

Pandeglang,   17 Juni 2023    23.06

Posting Komentar

0 Komentar