Senyuman

Senyuman dan sayang dua hal yang kadang punya tujuan. (Sumber Pixabay)


Berikan senyuman mu kepada setiap orang, tetapi berikan sayangmu hanya pada satu orang saja. Konon, ini kata dari Kahlil Gibran. Sastrawan dunia asal Lebanon yang berdomisili di Amerika Serikat. Aku yakin, kamu paham arti dari kalimat di atas.

Senyuman itu tidak harus kita jaga dan dikhususkan untuk satu orang saja. Karena dalam konteks sosial kita adalah bagian masyarakat. Kita gak bisa dong tiap hari berdua saja, itu sebabnya Islam mengajarkan sebarkan salam. Salam dimaknai perdamaian. Senyum ikhlas pada orang itu pahala.

Sampai di sini paham ya?

Kita bebas menebar senyuman. Bebas ini harus tahu batas juga dong, pada siapa dan seperti apa. Batas ini disebut nilai etis atau etika. 

Sebaliknya perihal rasa sayang kita harus selektif. Berikan pada satu orang yang layak kita perjuangkan. Banyak wanita di dunia tidak berarti harus semua kamu sayangi. Banyak laki-laki di dunia harus kami cintai. Pilih mana yang memiliki satu kecocokan denganmu.

Sayang itu tidak selalu soal perasaan, bisa juga soal sikapmu menjaga komitmen yang kamu bangun bersama. Bersama dia nyaman, biarkan dia lebih tahu kamu daripada orang lain. Biarkan kamu lebih tahu dari orang lain. Ini  yang melahirkan kenyamanan.

Itulah kenapa aku suka senyuman, terutama senyumu. Bagiku ada manis di sana. Kalau gula manisnya bikin linu, nah kamu bikin rindu. Hihi. Ihh, malam gini bahas gini ya?

Serius sih, betapa banyak gara-gara senyuman lahir salah paham. Sebab salah mendefinisikan "sayang" dan "keakraban" terjadi ribut, yang tragis putus hubungan. Padahal, kalau salah paham ya pahamnya dibenarkan bukan dipertahankan.

Oleh karena itu, jangan lupa senyum sekalipun senyum itu tidak semanis kenyataan hidupmu. Niatnya satu, bersyukur atas nikmat Allah. (***)

Pandeglang, 3 September 2023   02.14

Posting Komentar

0 Komentar