Tiga Hari Ini

Hari tanpa ada, tapi ada kita. (Pixabay. Com)

Tiga hari ini, aku tidak menemukan kata. Kata-kata berlari di kepala. Ia mencari jalan keluar, pada apa dan siapa dituangkan. Apakah padamu yang berjiwa manis atau pada lembaran blog yang dua tahun ini menemani. Aku tidak ingin tahu.

Kata itu cita, bisa tentang aku dan kamu. Tentang mimpi kita. Tentang hasrat kita. Tentang kerinduan kita. Di saat tertentu ketakutan kita. Kata mempererat kita dalam pelukannya.

Aku ingin mengejar yang lari itu. Masa depan tidak akan lari selama kita percaya dan ikhtiar mengejarnya. Siapa yang mau itulah kita yang melebarkan jiwa sehingga melahirkan sayap-sayap.

Pada siapa, pada kamu. Untuk apa, untuk dicatat sebagai sejarah. Siapa yang tahu sebelumnya kisah cinta gila "Laila Majnun" menjadi buah bibir. Kisah Romeo Juliet pun jadi cerita. Itu seperti "kisah konyol" tapi berapa juta orang terpesona oleh ketulusan cinta keduanya. Itu nyata, secerah senyum kamu di awal fajar.

Sedang kisah cinta kita?

Aku tidak tahu manis. Aku bukan penerka takdir. Aku bukan peramal seperti Dilan meramal Milea yang bakal bertemu di sekolah. Apalagi meramal pertemuan kita di madrasah nanti. Aku hanya suka menulis (moga-moga jadi penulis beneran) di lembaran kertas di gital, ya walau sekedar peramai peradaban modern.

Aku tidak tahu dan memang sedang mencari tahu, untuk itu aku menuliskan ini. Sungguh, aku bersyukur kepada Allah atas nikmat rasa ini. Pada-Nya segala harap tersampaikan, shalawat untuk Nabi tercinta. Wasilah pada wali-Nya harap ini tercurahan. Amien. (***)

Pandeglang, 28 September 2023   12.00

Posting Komentar

0 Komentar