Warna-Warni Rokok

(Sumber Pixabay)

aku melihat orang merokok.
anaknya menangis minta jajan
istrinya cemberut kurang perhiasaan
pusing bukan kepalang.

aku pun melihat mereka merokok,
ongkang-ongkang kaki jumawa
 : aku merokok, kok kaya!
anak-isteri bahagia
harta benda cukup untuk hari tua.

jadilah aku berpikir:
siapa yang salah?
Salah rokok, perokok atau pikiran terlalu banyak merokok
orang bisa salah tapi tak mau disalahkan
asap rokok berbahaya,
mulut tetangga jauh berbahaya,
asapnya mengepul menjadi permusuhan.

aku bukan perokok,
cuma penjual rokok
aku benci asap rokok,
cuma suka uang perokok
rekening ku penuh
sawahku melebar
tak peduli tangis lapar
yang terkapar

bagiku rokok itu bisnis
omong kosong idealis
saat kamu menangis
pada siapa kamu meringis
: rokok buat pemanis.

Demikian, rokok memberi mimpi
rokok memberi halusinasi
rokok memberi inspirasi
rokok jadi misteri
pajaknya tinggi
efeknya mati
menambah kekayaan pribadi
nafsi-nafsi

Pandeglang, 5 November 2023   18.56

Posting Komentar

0 Komentar