Medan Politik Praktis

Potret caleg di kampung saya, di antaranya. (Dokumentasi Pribadi)

Ada beban yang saya pikul di pemilu serentak 2024 ini. Saya ditunjuk sebagai kordes (kordinator desa) dari partai yang diusung Anies dan Cak Imin. Berat sih, saya harus membantu mengeruk suara di daerah saya.

Saya katakan berat, pertama, saya orang rumahan yang agak malas kumpul-kumpul. Namanya koordinator, ya pasti harus banyak turun ke lapangan.  Kedua. di sini sudah ada calon kuat yang disepakati warga untuk duduk di kursi panas nanti. Ketiga, sampai saat ini saya belum punya alasan untuk ikut aktif di politik praktis.

Mungkin terdengar di buat-buat ya. Justeru itu lah. Sisi lain dengan aktif saya bisa belajar langsung. Dari sana bisa belajar banyak hal untuk mendapatkan informasi terkait geliat politik praktis di negeri tercinta. Jika hanya diam, dari mana akan tahu soal kenyataan politisi.

Mana saja kebijakan- kebijakan yanag bakal dibuat. Mana saja yang belum tersentuh aturan. Singkatnya, ada pelajaran juga pengalaman yang didapatkan. Terlepas ada resiko dibaliknya.

Pertarungan politik tahun ini memang terasa lebih adem dibandingkan tahun 2014 dan 2019. Barang kali isu agama dan sektarian yang menguat, kalau sekarang lebih kepada gagasan juga sakit hati ya. Kenapa begitu? Karena tiga kontestan pernah satu kubu di kontestasi politik sebelumnya.
Bisa di katakan sekarang lebih sehat. 

Tidak dengan saya, kok agak bingung begini. Saya merasa belum maksimal mengeruk suara untuk caleg yang dukung. Jiwa saya kok netral. Dan memang cita-cita saya kalaupun terjun di politik bukan demi uang, lebih kepada uji nyali.

Gimana kedepannya, saya juga belum tahu. Sampai saat ini saya berusaha terus kordinasi, waktu makin mepet sedangkan saksi yang ada belum ada kabarnya. Mungkin benar, semua butuh uang. Lah, saya uang dari mana? Hihi. (***)

Pandeglang, 9 Januari 2024    10.29

Posting Komentar

0 Komentar