menambah kekuatan jiwa

Melangkah bersama itu tidak mudah. Kita punya cita berbeda. Kita punya mimpi berbeda. Kita punya pandangan berbeda. Demi satu harap yang sama.

Kita menjalani rasa yang berbeda dengan prinsip sama. Demi hal yang lupakan prinsip lalu. Tapi kita percaya akan menemukan pasti di langkah yang ke berapa..

Sejenak perlu kita merenung....
Kalau penantian lama, kenapa tidak kita eratkan ikatan percaya dengan bumbu gurih ala ibu-bapak kita?

Mereka teruji secara klinis memaknai hidup. Mereka kuat dengan canda tawa. Masa sulit menerima, masa bahagia saling memeluk rasa. Tak ada beda seperti magnet menyedot apa yang dirasa kekasih untuk dikelola menjadi kekuatan luar biasa.

Bacalah ini, coretan seseorang yang kini tengah mereguknya.
_________________
Dear Gu, 
di sana tengah memburu

Kamu tahu, proses menemukanmu itu sulit. Melelahkan. Menjemukkan. Harus melewati banyak hati dengan rasa sakit kuadrat. Terkapar di jiwa yang sunyi perhatian.

Kamu tahu Gu, entah kenapa aku menemukanmu di sela yang berat. Dengan sarung halus, senyum manis, dan sikap sederhana.. kamu kail rasaku di pancingan harap.

"Siapa itu?" Tanyaku pada sesorang.

"Di guru anak-anak yang punya cita dan asa."

Cukup sudah memantik luka yang ada untuk segera di tutup. Harapku, kamu yang menutup. Meski aku takut kamu tak akan menanggapi. Tapi aku tetap melangkah. Dengan tubuh gontai dan mata yang buram.

Satu kali diabaikan. Dua kali tak ditanggapi. Ketiga kali merasa di-php. Untuk tetap survive, baso menemani langkahku. Bulat gurih mengisi sunyinya perut. Di titik yang tak aku sadari keadaan berputar sesuai porosnya. Terus mengantarkan pada kenyataan. 

Sampai kamu membuka pintu itu.. memberi ruang untuk singgah mengecup manisnya teh dan pahitnya kopi. 

Setelah itu, aku jatuh di sana. Berjanji tak akan singgah dan menegaskan langkah. Cukup kamu. Tak ada lagi. Waktu yang lama menyuburkan rindu, menumbuhkan kuat. Mengantarkan pada ragu untuk kemudian kita tepis sama-sama

Dan sekarang, kamu di sini mengisi hari dan bersama menjalani hari. Bersama mengecup ceria, bersama memeluk luka, bersama berdamai dengan hal yang tak enak di rasa. Kamu ada untukku dan aku ada untukmu. Harapnya selamanya. Sekian.
__________________

Hmp, itulah kisah mereka yang digores waktu. Kalau kita bagaimana, kita lihat nanti. Bisa jadi lebih menakjubkan. Harapnya sih. Hehe []

Pandeglang,  26/3/21    10:49

Posting Komentar

0 Komentar