Kamu-kah Lelaki Itu

Untuk kamu,

Aku mengenalmu dari adikmu. Seseorang yang punya cita-cita dan tanpa sengaja membicarakan banyak hal di akun media. Setelah lama aku baru tahu, akun itu kamu pemiliknya.

Namamu sudah aku kenal sebelum aku tahu dirimu. Namamu harum di lisan keluarga, ibu, dan temanku. Tentu aku tahu benar dirimu meski aku tahu kamu tak akan tahu serta mengenal aku... seseorang biasa dan tak istimewa.

Namun, saat kamu menyapa dan hadir mengisi hari... aku luput dalam lautan harap. Tapi apalah aku harus menunggu waktu untuk kamu selesai mengabdi pada rumah yang membesarkanmu.

Berat tahu, menanti harap ditengah teman-teman yang sudah duluan diberi seperangkat alat shalat. Di lingkungan teman yang sudah punya buah hati. Di tengah kata-kata tetangga yang berujar "kapan nyusul" dan kamu meminta aku menunggu!

Mau bagaimana, mungkin inilah takdir kita.. takdir yang mengharuskan kita bertahan untuk terus mempersiapkan diri agar kelak telah matang bersama dalam ikatan suci lagi istimewa. Aku percaya kamu bisa menjaga dan akupun akan berusaha menjaga. 

Jikalau takdir menjeda harap kita aku harap kamu paham: aku wanita yang tak kuasa dicekam keadaan. Aku akan berusaha cukup kamu ada di sini, di hati menemani masa-masa indah dan masa tua bersama. 

Aku memang tak biasa mengaku rindi, hari ini aku katakan: aku sangat rindu kamu sayang! 

Ya Allah, mudahkan jalan kami mereguk ridha-Mu. 🙏
(*)

Pandeglang, 24/3/21    14:07

Posting Komentar

0 Komentar